Selasa, 16 Maret 2010

JALIYA SUTTA

"<'",

JALIYA SUTTA

'Demikianlah yang saya dengar:
Pada suatu waktu Bhagava berada di Ghositarama, Kosambi. Ketika itu dua orang petapa, yaitu petapa pengembara Mandisso clan petapa hidup dari patta Jaliyo pergi menemui Bhagava. Setelah bertemu Bhagava, dengan berdiri mereka memberi salam clan menyapa dengan santun. Selagi berdiri kedua petapa itu berkata kepada Bhagava:
'Gotama, apakahjiwa sarna denganjasmani, ataujiwa adalah hallain clan jasmani adalah hat yang lain?'
'Saudara-saudara, perhatikan clan dengarlah dengan baik, saya akan menerangkan.'
'Baiklah,'jawab kedua petapa menyetujui, lalu saya berkata sebagai berikut:
'Saudara-saudara, apakah anda sekalian ingat pernah mengajukan pertanyaan yang sarna ini kepada para petapa clan brahmana lainnya?'
'Ya, Bhante, kami ingat pernah mengajukan pertanyaan yang sarna ini kepada petapa clan brahmana lainnya'.
'Bila saudara-saudara tidak keberatan, katakanlah bagaimana mereka menjawabnya.'
'Bhante, tidak ada keberatan bagiku terhadap Bhagava atau pun terhadap para suei lainnya seperti Bhagava'.
"Bila demikian, katakanlah.!
'Bhante, pada suatu ketika kami pergi ke tempat kediaman Purana Kassapa. Setelah saling bertukar salam, mengueapkan kata-ka{a persahabatan clan saran santun dengannya, kami duduk di sebelahnya. Setelah duduk, kami bertanya kepadanya: 'Sahabat Purana Kassapa, terdapat sejumlah keahlian umum, seperti: kusir-gajah, kusir kuda, sais kereta perang, pemanah, pemikul tandu, komandan tentara, ajudan, perwira tinggi kerajaan, pasukan tempur, orang-orang pemberani seperti gajah, pejuang, pahlawan, prajurit dalam pakaian kulit rusa, budak-budak yang dilahirkan di rumah, tukang masak, tukang eukur, tukang memandikan, pembuat kue, perangkai bunga, tukang euei pakaian, penenun, penganyam, pembuat barang-barang tembikar, ahli hitung, akuntan clan banyak lagi keahlian semaeamnya. Oalam hidup

2.

3.

64


4.

sekarang ini mereka dapat menikmati faedah- faedah nyata daTi keahliannya. Mereka menunjang hidupnya sendiri, orang tua aDak-aDak clan sahabat¬sahabatnya dalam kebahagiaan clan kesejahteraan. Mereka memberikan dana, persembahan-persembahan yang bemilai tinggi kepada para petapa clan brahmana secara tetap; yang dapat membawa kelahiran kembali dalam alam surga, yang berakhir dengan kebahagiaan sebagai hasilnya. Apakah sahabat Purana Kassapa dapat menunjukkan kepadaku faedah-faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini?'
'Bhante, kemudian Purana Kassapa .berkata kepada kami: 'Saudara-saudara, ia yang berbuat atau menganjurkan orang lain berbuat; ia yang memotong at au menganjurkan orang lain memotong; ia yang menyiksa atau menganjurkan orang lain menyiksa; ia yang menyusahkan atau menganjurkan orang lain berbuat menyusahkan; ia yang menakut-nakuti; ia yang membunuh makhluk-makhluk hidup atau menganjurkan orang lain membunuh makhluk¬makhluk hidup; ia yang mengambil apa yang tidak diberikan, membongkar rumah, melakukan pencolengan, perampokan, penyamunan, melakukan Zillah atau menceritakan kebohongan, ia yang berbuat seperti itu adalah tidak bersalah. Seandainya dengan cakram berpinggiran _etajam pisau, ia menjadikan semua makhluk yang hidup di bumi ini satu tumpukan daging, satu timbunan daging, tiada suatu tindakan jahat akibat daTi perbuatan itu, tidak ada penambahan kesalahan. Apakah ia pergi ke sepanjang tepi selatan sungai Gangga untuk memukul clan membantai; memotong atau menganjurkan orang lain berbuat memotong; menindas atau menganjurkan orang lain berbuat menindas; tiada suatu tindakan jahat akibat daTi perbuatan itu, tidak ada penambahan kesalahan. Apakah ia pergi ke sepanjang tepi utara sungai Gangga, untuk memberi dana, mempersembahkan pengorbanan atau menganjurkan orang lain mempersembahkan pengorbanan; tiada suatu tindakan baik akibat daTi perbuatan itu, tidak ada penambahan kebajikan. Dalam perbuatan dana, mengendalikan diri, menjaga indera-indera clan berbicara bellar, tiada kebajikan atau tidak ada penambahan kebajikan.'
'Bhante, dengan demikian ketika Purana Kassapa ditanya tentang faedah¬
faedah nyata daTi kehidupan seorang petapa, telah menerangkan teorinya tentang tiada perbuatan (akiriya). Bhante, seolah-olah seperti ketika seseorang di tanya apakah buah mangga itu, akan menerangkan buah sukun; ketika ditanya apakah buah sukun itu, akan menerangkan buah mangga. Demikian pula halnya dengan Purana Kassapa. Ketika ia ditanya tentang faedah-faedah nyata daTi kehidupan seorang petapa, telah menerangkan

5.

65


-.:!'!II!

6.

teorinya tentang 'tiada perbuatan' (akiriya). Bhante, kemudian timbullah perenungan dalam diriku: 'Apakah layakbagi kami untuk mencela petapa atau brahmana yang menetap dalam kerajaan? Sesungguhnya, Bhante, kami tidak menerima atau menentang terhadap apa yang telah dikatakan oleh Purana. Kassapa itu, clan walaupun merasa tidak puas denganjawabannya, kami tidak mengutarakan pernyataan tidak puas: Tanpa penerima atau pun menolak atas jawabannya, kami bangkit dari tempat duduk clan pergi meninggalkannya'.
Bhante, pada suatu ketika kami pergi ke tempat kediaman Makkhal i Gosala. Setelah saling bertukar salam, mengucapkan kata-kata persahabatan clan sopan santun dengannya, aku duduk di sebelahnya. Setelah duduk, kami bertanya kepadanya: 'Sahabat Makkhali Gosala, terdapat sejumlah keahlian umum, seperti: kusir gajah, kusir kuda, sais kereta perang, pemanah, pemikul tandu, komandan tentara, ajudan, opsirtinggi kerajaan, pasukan tempur, or¬ang-orang pemberani seperti gajah, pejuang, pahlawan, prajurit dalam pakaian kulit rusa, budak-budak yang dilahirkan di rumah, tukang masak, tukang cukur, tukang memandikan, pembuat kue, perangkai bunga, tukang cuci pakaian, penenun, penganyam, pembuat barang-barangtembikar, ahli hitung, akuntan clan banyak lagi keahlian semacamnya. Oalam hidup sekarang ini mereka dapat menikmati faedah-faedah nyata dari keahliannya. Mereka menunjang hidupnya sendiri, orang tua, anak-anak clan sahabat-sahabatnya dalam kebahagiaan clan kesejahteraan. Mereka memberikan dana, persembahan-persembahan yang bernilai tinggi kepada para petapa clan brahmana secara tetap; yang dapat membawa kelahiran kembaH dalam alam surga, yang berakhir dengan kebahagiaan sebagai hasilnya. Apakah sahabat Makkhali Gosala dapat menunjukkan kepada kami faedah-faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam mas a sekarang ini?'
(Namun kami tidak mendapat jawaban yang memuaskan; begitu pula setelah kami pergi menemui clan bertanya kepada Ajita Kesakambala, Pakudha Kaccayana, Nigantha Nathaputta clan Sanjaya Belatthaputta, kami tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Rincian dialog dengan para petapa ini, lihat Samannaphala sutta.)
'Saudara-saudara, seandainya di dunia ini muncul seorang Tathagata, Yang Maha Suci, Yang Telah mencapai Penerangan Sempurna, sempurna pengetahuan serta tindak tanduk-Nya, sempurna menempuh Jalan, Pengenal segenap alam, Pembimbing yang tiada tara bagi mereka yang bersedia untuk dibimbing, Guru para dewa clan manusia, Yang sadar, Yang Patut dimuliakan.

7.

66

........


IBeliau mengajarkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui usaha-Nya sendiri kepada orang-orang lain, dalam Junia ini yang meliputi para dewa clan manusia, Yang Sadar, Yang Patut dimuliakan. Beliau mengajarkan pengetahuan yang telah di peroleh melalui usahanya sendiri kepada orang lain, dalam Junia ini yang meliputi para dewa,mara clan bnihma; para petapa, brahmana, raja beserta rakyatnya. Beliau mengajarkan Dhamma (Kebenaran) yang indah pacta permulaan, indah pacta pertengahan, indah pacta akhir dalam isi maupun bahasanya. Beliau mengajarkan cara penghidupan suci (brahmacariya) yang sempurna clan suci. .
8. "Kemudian, seorang yang berkeluarga atau salah seorang dari anak-anaknya atau seorang dari keturunan keluarga rendah datang mendengarkan Dhamma itu, clan setelah mendengarnya ia memperoleh keyakinan terhadap Sang Tathagata. Setelah ia memiliki keyakinan itu, timbullah perenungan ini dalam dirinya: 'sesungguhnya, hidup berkeluarga itu penuh dengan rintangan,jalan yang penuh dengan kekotoran nafsu. Bebas seperti udara bagi seorang yang hidup berkeluarga untuk menempuh hidup brahmacariya secara sungguh-sungguh, suci serta dalam seluruh kegemilangan kesempurnaannya. Maka, biarlah aim mencukur rambut danjanggutku, mengenakan jubah kuning clan meninggalkan hidup keluarga untuk menempuh hidup pabbajja.
9. "Setelah menjadi bhikkhu, ia hidup mengendalikan diri sesuaidengan
, patimokkha (peraturan-peraturan bhikkhu), sempurna kelakuan clan latihannya, dapat melihat bahaya dalam kesalahan-kesalahannya, dapat melihat bahaya dalam kesalahan-kesalahan yang paling kecil sekalipun. la menyesuaikan clan melatih dirinya dalam peraturan-peraturan. Menyempurnakan perbuatan-perbuatan clan ucapannya. Suci dalam cara hidupnya, sempurna silanya, terjaga pintu-pintu inderanya. la memiliki perhatian-perhatian murni clan pengertianjelas (sati sampajjana); clan hidup puas" '
1 O. "Saudara-saudara, bagaimanakah seorang bhikkhu yang sempurna silanya? Saudara, dalam hat ini seorang bhikkhu menjauhi pembunuhan, menahan diri dari pembunuhan mahkluk-makhluk. Setelah membuang alat pemukul clan pedang, malu dengan perbuatan kasar; ia hidup dengan penuh cinta kasih, kasih sayang clan bajik terhadap semua makhluk, semua yang hidup, inilahsila yang dimilikinya. 'Menjauhi pencurian, menahan diri dari memiliki apa yang tidak diberikan; ia hanya mengambil apa yang diberikan clan tergantung pacta pemberian; ia hidup jujur clan suci. .. Inilah sila yang dimil ikinya'. 'Menjauhi hubungan kelamin, melaksanakan brahmacariya (tidak

67



kawin); ia menahan diri dari perbuatan-perbuatan rendah daD hubungan kelam1n. Inilah gila yang dimilikinya'.
11. 'Menjauhi kedustaan, menahan diri dari Justa, ia berbicara bellar, tidak menyimpang dari kebenaran, jujur daD dapat dipercaya, serta tidak mengingkari kata-katanya sendiri di Junia'. "Menjauhi ucapan fitnah, menahan diri dari memfitnah; apa yang ia dengar di sini tidak akan diceritakannya di tempat lain sehingga menyebabkan pertentangan dengan orang-orang di sini. Apa yang ia den gar di tempat lain tidak akan diceritakannya di sini sehingga menyebabkan pertentangan dengan .orang-orang di sana. la hidup menyatukan mereka yang terpecah-belah, pemersatu, mencintai persatuan, mendambakan persatuan; persatuan merupakan tujuan pembicaraannya. Inilah gila yang dimilikinya'. 'Menjauhi ucapan kasar, menahan diri dari penggunaan kata-kata kasar; ia hanya mengucapkan kata-kata y$.lng tidak tercela, menyenangkan, menarik, berkenan di hati, sopan, enak didengar daD disenangi orang. Inilah gila yang dimilikinya
'Menjauhi pembicaraan sia-sia, menahan diri dari percakapan yang tidak bermanfaat; ia berbicara pada saat yang tepat, sesuai dengan kenyataan, berguna, tentang dhamma daD vinaya. Pada saat yang tepat, ia mengucapkan kata-kata yang berharga untuk didengar, penuh dengan gambaran yang tepat, memberikan uraian yangjelas daD tidak berbelit-belit. Inilah yang dimilikinya'.
12. 'Ia menahan diri untuk tidak merusak benih-benih daD tumbuh-tumbuhan. Ia makan sehari sekali, tidak makan setelah tengah hari. la menahan diri dari menonton pertunjukkan-pertunjukkan, tari-tarian, nyanyian daD musik. la mehan dari penggunaan alat-alat kosmetik, karangan-karangan bunga, wangi-wa1}gian daD perhiasan-perhiasan. Ia menahan diri dari penggunaan tempat tidt1r yang besar daD mewah. Ia menahan diri dari menerima emas daD perak. Ia menahan diri dari menerima gandum (padi) yang belum dimasak. Ia menahan diri dari menerima daging yang belum dimasak. la menahan diri dari menerima wan ita daD perempuan-perempuan muda. la menahan diri dari menerima budak belian lelaki daD budak belian perempuan. la menahan diri dari menerima biri-biri atau kambing, la menahan diri dari menerima babi daD unggas, la menahan diri dari menerima gajah, sapi daD kuda. Ia menahan diri dari menerima tanah-tanah pertanian. la menahan diri dari menipu dengan timbangan, illata uang maupun ukuran-ukuran. la menahan diri dari perbuatan menyogok, menipu daD penggelapan. la menahan diri dari perbuatan melukai, membunuh, memperbudak, merampok, menodong daD menganiaya. Inilah gila yang dimilikinya'.

68


13. 'Meskipun beberapa petapa dan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih merusak bermacam¬macam benih dan tumbuhan, seperti: tumbuhan yang berkembang biak dari akar-akaran, tumbuhan yang berkembang biak dari tetangkaian, tumbuhan yang berkembang biak dari ruas-ruas atau tumbuhan yang" berkembang biak dari kecambah-kecambahan; namun, seorang bhikkhu menahan diri dari merusak bermacam-macam benih dan tumbuhan. Inilah sila yang dimilikinya'
14. 'Meskipun beberapa petapa daD brahmana bhidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih mempergunakan barang-barang yang ditimbun, simpanan, seperti: bahan makanan simpanan, minuman simpanan, jubah simpanan, perkakas-perkakas simpanan, bumbu makanan simpanan; namun, seorang bhikkhu menahan diri dari menggunakan barang-barangyang ditimbun semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya'.
15. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih menonton aneka macam pertunjukkan, seperti: tari-tarian, nyanyian-nyanyian musik, pertunjukkan panggung, opera, musik yang diiringi dengan tepuk tangan, pembacaan deklamasi, permainan tambur, drama kesenian, permainan akrobat di atas galah, adu gajah, adu kuda, adu sari, adu banteng, pertandingan tinju, pertandingan gulat, perang perangan, pawai, inspeksi, parade; namun seorang bhikkhu menahan diri dari menonton aneka macam pertunjukkan semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya'.
16. 'Me skip un beberapa petapa clan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih terikat dengan aneka macam permainan clan rekreasi, seperti: permianan catur dengan papan berpetak delapan baris, permainan catur dengan papan berpetak sepuluh baris, permainan dengan membayangkan papan catur tersebut di udara, permainan melangkah satu kali pacta diagram yang digariskan di atas tanah, permainan dengan cara memindahkan benda-benda atau orang dari satu tempat ke lain tempat tanpa menggoncangkannya, permainan lempar dadu, permainan memukul kayu pendek dengan menggunakan kayu panjang, permainan mencelup tangan ke dalam air berwama clan menempelkan telapak tangan ke dinding, permainan bola, permainan meniup sempritan yang dibuat dari clauD pal em, permainan meluku dengan luku mainan, permainanjungkir balik (saIto), permainan dengan kit iran yang dibuat dari clauD palem, bermain dengan timbangan mainan yang dibuat dari clauD palem, bermain dengan kereta perang mainan, bermain dengan panah-panah maina_, me_eoak tulisan¬

69


II II

tulisan yang digoreskan di udara atau pada punggung seseorang, menebak pikiran ternan berrnain, seorang bhikkhu menahan diri daTi aneka macam perrnainan clan rekreasi semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya'
17. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih mempergunakan aneka macam tempat tidur yang besar daD mewah, seperti: dipan tinggi yang dapat dipmdah-pmdahkan yang panjangnya enam kaki, dipan dengan tiang-tiang berukiran gambar binatang-binatang seprei dari bolo kambing atau bolo domba yang tebal, seprei dengan bordiran wama warni, seIimut putih, seprei daTi wo I yang disulam dengan motifbunga-bunga, selimut yang diisi dengan kapas clan wol, seprei yang disulam dengan gambar harimau clan singa, seprei dengan bolo binatang pada kedua tepinya, seprei dengan bolo binatangpada salah saiD tepinya, seprei dengan solaman pennata, seprei -dari sutra, selimut yang dapat dipergunakan oleh enam betas orang, selimut gajah, selimut kuda atau selimut kereta, seHmut kulit kijangyang dijahit, selimutdari kulitsebangsa kijang, permadani dengan tutup kepala clan kaki; Damon seorang bhikkhu menahan diri untuk tidak mempergunakan aneka macam tempat tidur yang besar clan mewah semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya.'
18. "Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih memakai perhiasan¬perhiasan clan alai-alai memperindah diri, seperti: melumuri, mencuci clan menggosok tubuhnya dengan bedak wangi; memukuli tubuhnya dengan tongkat perlahan-Iahan seperti ahli gulat; memakai kaca, minyakmata(bukan obat), bunga-bunga, pemerah pipi, kosmetika, gelang, biting, ton_atjalan (untuk bergaya), tabling bambu untuk menyimpan obat, pedang, alatpenahan .
sinar matahari, sandal bersulam, sorban, perhiasan dahi, sikat daTi ekor binatang yak,jubah putih panjang yang banyak lipatannya; Damon, seorang bhikkhu menahan diri daTi pemakaian. perhiasan-perhiasan dan alat-alat memperindah diri semacam itu. Inilah silayangdimilikinya'.
19. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih terlibatdalam percakapan¬percakapan yang rendah, seperti: percakapan tentang raja-raja, percakapan tentang mencuri, percakapan tentang menteri-menteri, percakapan tentang angkatan-angkatan perang, percakapan tentang pembunuhan-pembunuhan, percakapan tentang pertempuran pertempuran, percakapan tentang makanan, percakapan tentang minuman, percakapan tentang pakaian, percakapan tentang tempat tidur, percakapan tentang karangan-karangan bunga,

70

r . _


percakapan tentang wangi-wangian, pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga, percakapan ten tang kendaraan, percakapan tentang desa, percakapan tentang kampung, percakapan tentang kola, percakapan tentang negara, percapakan tentang wan ita, percakapan tentang lelaki, percakapan di sudut-sudut jalanan, percakapan tentang hantu-hantu jaman dahulu, percakapan yang tidak acta ujung pangkalnya, spekulasi tentang terciptanya daratan, spekulasi tentang terciptanya lautan, percakapan tentang perwujudan clan bukan perwujudan (eksistensi clan non eksistensi); namun seorang bhikkhu menahan diri dari percakapan-percakapan yang rendah semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya.
20. "Meskipun beberapa petapa brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih terlibat dalam kata-kata perdebatan, seperti: 'Bagaimana seharusnya engkau mengerti ini? 'Engkau menganut pandangan-pandangan keliru, tetapi Dhamma Viriayaaku menganut pandangan-pandangan benar'. 'Aku berbicara langsung pacta pokok persoalan, tetapi engkau tidak berbicara langsung pacta pokok persoalan'. Engkau membicarakan di bagian akhir tentang apa yang seharusnya dibicarakan di bagian permulaan; clan membicarakan di bagian permulaan tentang apa yang seharusnya dibicarakan di bagian akhir'. Apa yang lama telah engkau persiapkan untuk dibicarakal1, semuanya itu telah usang'. Kata-kata bantahanmu itu telah ditentang, clan engkau ternyata salal).'. 'Berusahalah untuk menjernihkan pandangan¬pandanganmu; namun, seorang bhikkhu menahan diri dari kala-kala perdebatan semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya'.
21. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih berlaku sebagai pembawa berita, pesuruh clan bertindak sebagai perantara dari raja-raja, menteri¬menteri negara, kesatria, brahmana, orang berkeluarga atau pemuda-pemuda, yang berkata: "Pergilah ke sana, pergilah ke situ, bawalah ini, ambilkan itu dari sana'; namun, seorang bhikkhu menahan diri dari tugas-tugas sebagai pembawa berita, pesuruh clan perantara semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya.'
22. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih melakukan tindakan¬tindakan penipuandengan cara: merapalkan kala-kala suci, meramal tanda¬tanda clan mengusir dengan tujuan memperoleh keuntungttn setelah memperlihatkan sedikit kemampuannya; namun seorang bhikkhu menahan

71


23. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediilkan oleh umat yang berbakti, mereka masih mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah, seperti meramal dengan melihat guratan-guratan tangan, meramal melalui tanda-tanda clan alamat-alamat, menujumkan sesuatu daTi halilintar atau keanehan-keanehan benda langit lainnya, meramal dengan mengartikan mimpi-mimpi, meramal dengan melihat tanda-tanda pada bagian tubuh, meramal dari tanda-tanda pada pakaian yang digigit tikus, mengadakan korban pada api, mengadakan selamatan yang dituang daTi sendok, memberikan persembahan dengan sekam untuk dewa-dewa, memberikan persembahan dengan bekatul untuk dewa-dewa, memberikan persembahan dengan mentega untuk dewa-dewa, memberikan persembahan dengan minyak untuk dewa, mempersembahkan biji wijen dengan menyemburkannya dari mulut ke api, mengeluarkan darah daTi lutut kanan sebagai tanda persembahan kepada dewa-dewa, melihat clan meramalkan apakah orang itu mujur, beruntung atau sial; menentukan apakah letak rumah itu baik atau tidak menasehati cara-cara pengukuran tanah; mengusir setan-setan di kuburan; mengusir bantu, l1).antra untuk menempati rumah yang dibuat daTi tanah, mantra untuk kalajengking, man¬tra tikus, mantra hurting, mantra hurling gagak, meramal umur, mantra melepas panah, keahlian untuk mengerti bahasa binatang; namun seorang bhikkhu menahan diri daTi mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-limu rendah semacam itu. lnilah silayang dimilikinya'.
24. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah, seperti: pengetahuaH tentang tanda-tanda atau alamat-alamat baik atau buruk daTi benda-:-benda, yang menyatakan kesehatan atau keberuntungan dari pemiliknya,1seperti: batu-batu permata, tongkat, pedang, panah, busur, senjata¬senjata lainnya; wanita, laki-Iaki, aDak lelaki, aDak perempuan, budak lelaki, budak perempuan gajah, kuda, kerbau , sari jantan, sari betina, burung nasar, kura-kura, clan binatang-binatang lainnya; namun, seorang bhikkhu menahan diri daTi mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah semacam itu. lnilah sila yang dimilikinya.'
25. "Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah, seperti: meramal dengan akibat: pemimpin akan maju, pemimpin akan mundur, pemimpin kita akan menyerang clan musuh-musuh akan mundur, pemimpin musuh akan

72

- ¬
. Q",Vi0;i;>II8,


menyerang clan pemimpin kita akan mondor, pemimpin kita akan menang clan pemimpin musuh akan kalab, pemimpin musuh akan menang clan pemimpin kita akan kalah;jadi kemenangan ada di pihak ini clan kekalahan ada di pihak itu; Hamon seorang bhikkhu menahan dirt dart mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah semacam itu. Inilah silayangdimilikinya.
26. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup dart makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah, seperti: meramalkan adanya gerhana bulan, gerhana matahari, gerhana bintang, matahari atau bulatrakan menyimpang dari garis edarnya, matahari atau bulan akan kembali pada garis edamya, adanya bintang yang menyimpang dart garis edamnya, bintang akan kembali pada garis edamya, meteor jatuh,"hutan terbakar, gempa burnt, halilintar, matahari, bulan clan bintang akan teI:bit, terbenam, bersinar clan suram; atau meramalkan lima betas gejala terse but akan terjadi yang akan mengakibatkan sesuatu; namun seorang bhikkhu menahan dirt dart mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui LImo rendah semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya.
27. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup dart makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui LImo-lImo rendah, seperti: meramalkan turun hujan yang berlimpah-limpah, turun hujan yang tidak mencukupi, basil panen yang balk, mas a paceklik (kekurangan bahim makanan), keadaan dallal, keadaan kacau, akan terjadi wabah sampaT, musim balk; meramal dengan rnenghitung jari, tanpa menghitung jari; ilmu menghitung jumlah besar, menyusun lagu, sajak, nyanyian rakyat yang popular clan ada kebiasaan; namun, seorang bhikkhu menahan dirt dart mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui LImo-lImo rendah semacam itu. Inilah sila yang dimilikinya'.
28. 'Meskipun beberapa petapa clan brahmana hidup dart makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masihmencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui Hmu-ilmu rendah, seperti: mengaturhari balk bagi mempelai pria atau wan ita untuk dibawa pulang, mengatur hari balk bagi mempelai pria atau wan ita untuk dikirim pergi, menentukan saat balk untuk menentukan perjanjian damai (atau mengikat persaudaraan dengan menggunakan mantra), menentukan saat yang balk untuk meletuskan permusuhan, menentukan saat balk untuk menagih hutang, menentukan saat

73


baik untuk memberi pinjaman, menggunakan mantra untuk membuat orang berunt1.lng, menggunakan mantra untuk membuat orang sial, menggunakan mantra untuk menggugurkan kandungan, menggunakan mantra untuk mendiamkan rahang seseorang, menggunakan mantra untuk membuat or¬ang lain mengangkat tangannya, menggunakan mantra untuk menimbulkan ketulian, mencarijawaban dengan melihat-lihat kaca ajaib, mencarijawaban melalui seorang gadis yang kerasukan, mencari jawaban daTi dewa, memuja matahari memuja maha ibu (dewa tanah) mengeluarkan api daTi mulut, memohon kepada dewi Sri, atau dewi keberuntungan; namun, seorang bhikkhu menahan diri daTi mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah semacam itu. Inilah gila yang dimilikinya'.
29. "Me skip un beberapa petapa clan brahmana hidup daTi makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, mereka masih mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah, seperti: berjanji akan memberikan persembahan-persembahan kepada para dewa apabila keinginannya terkabul, melaksanakanjanji-janji semacam itu, mengucapkan mantra untuk menempati rumah yang dibuat daTi tanah, mengucapkan man¬tra untuk menimbulkan kejantanan, membuat pria menjadi impotent, menentukan letak yang tepat untuk membangun rumah, mengucapkan mantra untuk membersihkan tempat, melakukan upacara pembersihan mulut, melakukan upacara mandi, mempersembahkan karban, memberikan chat bergin untuk mengobat sakit kepala, meminyaki telinga orang lain, merawat mala mala orang, memberikan chat melalui hidung, memberi collyrium di mala, memberikan chat tetes pada mala, menjalankan praktek sebagai tetes mala, menjalankan praktek sebagai okultis, menjalankan praktek sebagai dokter anakl'-anak, meramu obat-obatan; namun, seorang bhikkhu menahan diri daTi mencari penghidupan dengan cara-cara salah melalui ilmu-ilmu rendah semacam itu. Inilah gila yang dimilikinya'.
30. 'Saudara, selanjutnya seorang bhikkhu yang sempurna silanya, tidak melihat adanya bahaya dari sudut mana pun sejauh berkenan dengan pengendalian terhadap gila, Wahai Baginda, sarna seperti seorang k_satria yang patut dinobatkan menjadi raja, yang musuh-musuh telah di kalahkan, tidak melihat bahaya dari sudut mana pun sejauh berkenaan dengan musuh-musuh; demikian pula, seorang bhikkhu yang sempurna silanya, tidak melihat bahaya daTi sudut mana pun sejauh berkenaan dengan pengendalian-sila. Dengan memiliki kelompok gila yang mulia ini, dirinya merasakan suatu kebahagiaan mumi (anavajja sukkham). Saudara, demikian seorang bhikkhu yang memiliki gila sempurna'.

74


31. 'Saudara-saudara, bagaimanakah seorang bhikkhu memiliki penjagaan atas pintu-pintu inderanya? Saudara, bilamana seorang bhikkhu melihat suatu obyek dengan matanya, ia tidak terpikat dengan bentuk keseluruhan atau bentuk perinciannya. Ia berusaha menahan diri terhadap bentuk-bentuk yang dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya keadaan-keadaan tidak baik atau buruk, keserakahan clan kebencian; yang telah begitu lama menguasai dirinya sewaktu ia berdiam tanpa pengendalian _iri terhadap indera penglihatannya. Ia menjaga indera penglihatannya, clan memiliki pengendalian terhadap indera pengelihatannya. Bilamana ia mendengar suara dengan telinganya, ia tidak terpikat dengan bentuk keseluruhan atau bentuk perinciannya. Ia berusaha menahan diri terhadap bentuk-bentuk yang dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya keadaan-keadaan tidak baik clan buruk, keserakahan clan kebencian; yang telah begitu lama menguasai dirinya sewaktu ia berdiam tanpa pengendalian diri terhadap indera pendengamya. Ia menjaga indera pendengarannya, clan memiliki pengendalian terhadap indera pendengarannya. Bilamana ia mencium bau dengan hidungnya, ia tidak terpikat dengan bentuk keseluruhan atau bentuk perinciannya. Ia berusaha menahan diri terhadap bentuk-bentuk yang dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya keadaan-keadaan tidak baik clan buruk, keserakahan clan kebencian; yang telah begitu lama menguasai dirinya sewaktu ia berdiam tanpa pengendalian diri terhadap indera penciumannya. Ia men jaga indera penciumannya, clan memiliki pengendalian terhadap indera penciumannya.
Bilamana ia mengecap rasa lidahnya, Ia tidak terpikat dengan bentuk keseluruhan atau bentuk perinciannya. Ia berusaha menahan diri terhadap bentuk-bentuk yang dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya keadaan¬keadaan tidak baik clan buruk, keserakahan clan kebencian; yang telah begitu lama menguasai dirinya sewaktu ia berdiam tanpa pengendalian diri terhadap indera pengecapannya. Ia menjaga indera pengecapannya, clan memiliki pengendalian terhadapindera pengecapannya. '
Bilamana ia merasakan suatu sentuhan dengan tubuhnya, ia tidak terpikat dengan bentuk keseluruhan atau bentuk perinciannya. Ia berusaha menahan diri terhadap bentuk-bentuk yang dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya _keadaan-keadaan tidak baik clan buruk, keserakahan clan kebencian; yang telah begitu lama menguasai dirinya sewaktuia berdiam tanpa pengendalian terhadap indera perabanya. Ia menjaga indera perabanya, clan memiliki pengendalian terhadap indera perabanya.

75


..

Bilamana ia mengetahui sesuatu (dhamma) dengan pikirannya, ia tidak terpikat dengan bentuk keseluruhan atau bentuk perinciannya Ia berusaha menahan diri terhadap bentuk-bentuk yang dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya keadaan-keadaan tidak ba,ik clan buruk; keserakahan clan kebencian; yang telah begitu lama menguasai dirinya sewaktu ia berdiam tanpa pengendalian terhadap indera pikirannya. Ia menjaga indera pikirannya, clan memiliki pengendalian terhadap indera pikirannya.
Dengan memiliki pengendalian diri yang mulia ini terhadap indera-inderanya, ia merasakan suatu kebahagiaan yang tidak dapat diterobos oleh noda apapun. Saudara, demikianlah seorang bhikkhu yang memiliki pengendalian atas pintu-pintu inderanya'
32. 'Saudara-saudara, bagaimanakah seorang bhikkhu memiliki perhatian-murni clan pengertianjelas? Saudara, dalam hal ini seorang bhikkhu mengerti dengan jelas sewaktu ia pergi atau sewaktu kembali; ia mengerti dengan jelas sewaktu melihat ke derail atau melihat ke samping; ia mengerti dengan jelas sewaktu mengenakan jubah atas (sanghati), jubah .Iuar (civara) atau mengambil mangkuk (patta); ia mengerti dengan jelas sewaktu makan, minum, mengunyah atau menelan; ia mengerti denganjelas sewaktu buang air atau sewaktu kencing; ia mengerti denganjelas sewaktu dalam keadaan berjalan, berdiri, duduk, tidur, bangun, berbicara atau diam. Saudara, demikianlah seorang bhikkhu yang memiliki perhatian-perhatian murni clan pengertian jelas'
33. 'Saudara-saudara, bagaimanakah seorang bhikkhu merasa puas? Saudara, dalam hat ini, seorang bhikkhu merasa puas dengan jubah-jubah yang cukup untuk menutupi tubuhnya, puas hanya dengan makanan yang cukup untuk menghilangkan rasa lapar perutnya. Dan ke mana pun ia akan pergi, ia pergi hanya dengan membawa hal-hal ini. Saudara, sarna seperti seekor burung dengan sayapnya, ke manapun akan terbang, burung itu terbang hanya dengan membawa sayapnya. Saudara, demikian pula seorang Bhikkhu merasa puas hanya denganjubah-jubah yang cukup untuk menutupi tubuhnya, puas hanya dengan makanan yang cukup untuk menghilangkan rasa lapar perutnya. Maka, ke mana pun ia akan pergi, ia hanya dengan membawa hal-hat ini. Saudara, demikianlah seorang bhikkhu merasa puas'
34. 'Setelah memiliki kelompok gila yang mulia ini, memiliki pengendalian terhadap indera-indera yang mulia ini, memiliki perhatian murni clan pengertianjelas yang mulia ini, memiliki kepuasan yang mulia ini, ia memilih tempat-tempat

76


sunyi di hutan, di bawah pabon, di lereng bukit, di celah glinting, di gua karang, di tanah-kubur, di dalam hutan lebat, di lapangan terbuka, di atas tumpukan jerami untuk berdiam. Setelah pulang daTi usahanya mengumpulkan dana makanan danselesai makan; ia duduk bersila, badan tegak, sambil memusatkan perhatiannya ke derail'.
35. 'Dengan menyingkirkan kerinduan terhadap dunia, ia berdiam dalam pikiran yang bebas daTi kerinduan, membersihkan pikirannya daTi nafsu-nafsu. Dengan menyingkirkan itikad jahat, ia berdiam dalam pikiran yang bebas daTi itikat jahat, dengan pikiran bersahabat serta penuh kasih sayang terhadap semua makhluk, semua yang,hidup, ia membersihkan pikirannya daTi itikad
jahat. Dengan menyingkirkan kemalasan clan kelambanan, ia berdiam dalam keadaan bebas dari kemalasan clan kelambanan; dengan memusatkan perhatiannya pacta pencerapan terhadap cahaya (alokasanna), ia membersihkan pikirannya daTi kemalasan clan kelambanan. Dengan '
menyingkirkan kegelisahan clan kekhawatiran, ia berdiam bebas daTi
.kekacauan; dengan batintenang, ia membersihkan pikirannya daTi kegelisahan clan kekhawatiran. Dengan menyingkirkan keragu-raguan,ia berdiam mengatasi keragu-raguan; dengan tidak lagi ragu-ragu terhadap apa yang baik, ia membersihkan pikirannya daTi keragu-raguan'.
36. 'Saudara, sarna halnya seperti_seseorang, yang setelah berhutang, ia berdagang sampai berhasil, sehinggabukan saja ia mampu membayar kembali pinjaman hutangnya, tetapi masih acta kelebihan untuk merawat seorang istri. Dan ia berpikir: 'Dahulu aku berhutang clan berdagang sampai berhasil, sehingga bukan saja aku dapat membayar kembali pinjaman hutangku, tetapi masih acta kelebihan untuk merawat seorang istri". Dengan demikian ia merasa gembira, bersenang hati atas hal itu'. .
37. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seorang yang diserang penyakit, berada dalam kesakitan, amat parah keadaannya, tidak dapat mencema makanannya, sehingga tidak acta lagi kekuatan dalam dirinya; namun setelah beberapa waktu ia sembuh daTi penyakit itu, dapat mencema makanannya sehingga kekuatannya pulih. Dan ia berpikir: 'Dahulu aku diserang penyakit, berada dalam kesakitan, amat parah keadaanku, tidak dapat mencema makananku, sehingga tidak acta lagi kekuatan dalam diriku; namun, sekarang aku telah sembuh daTi penyakit itu, dapat mencema makanan' sehingga kekuatanku pulih'. Dengan demikian ia merasa gembira, bersenang hati atas hat itu'.
38. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seorang yang ditahan dalam rumah

"J

77


penjara; clan setelah beberapa waktu ia dibebaskan dari tahanannya, aman clan sehat, barang-barangnya tidak acta yang dirampas.. Dan ia berpikir: 'Dahulu aku ditahan dalam rumah penjara, clan sekarang aku telah bebas dari tahanan, aman clan sehat, barang-barangku tidak acta yang dirampas'. Dengan demikian ia merasa gembira, bersenang hati atas hal itu'
39. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seseorang yang menjadi hudak, bukan toaD bagi dirinya sendiri, tunduk kepada orang lain, tidak dapat pergi ke mana ia stika; clan setelah beberapa waktu ia dibebaskan dari perbudakan
- itu, menjadi toaD bagi dirinya sendiri, tidak tunduk kepada orang lain, seorang yang bebas pergi ke mana ia stika. Dan ia berpikir: 'Dahulu aku seorang hudak, bukan toaD bag"i diriku sendiri, tunduk kepada orang lain, tidak dapat pergi ke mana aku stika; clan sekarang aku telah bebas dari perbudakan, menjadi toaD bagi diriku sendiri, tidak tunduk kepada orang lain, seorang yang bebas, bebas ke mana aku stika'. Dengan demikian ia merasa gembira, bersenang hati atas hal itu.'
40. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seorang yang dengan membawa kekayaan clan barang-barang, melakukan perjalanan di padang pasir, di mana tidak terdapat makanan melainkan banyak bahaya; dan.setelah beberapa waktu ia berhasil keluar dari padang pasir itu, selamat tiba di perbatasan desanya, suatu temp at yang aman, tidak acta bahaya. Dan ia berpikir: 'Dahulu, dengan membawa kekayaan clan barang-barang, aku melakukan perjalanan di padang pasir, di mana tidak terdapat makanan melainkan banyak bahaya; clan sekarang aku telah berhasil keluar dari padang pasir itu, selamat tiba di perbatasan desaku, suatu tempat yang aman, tidak adabahaya'. Dengan demikian ia merasa gembira, bersenang hati atas hal itu'.
41. 'Saudara-saudara, demikianlah selama) lima rintangan (panca nivarana) belum disingkirkan, seorang bhikkhu merasakan dirinya seperti orang yang berhutang, terserang penyakit, dipenjara, menjadi hudak, melakukan perjalanan di padang pasir. Saudara, tetapi setelah lima rintangan itu disingkirkan, maka seorang bhikkhu merasa dirinya seperti orang yang telah bebas dari hutang, bebas dari penyakit, keluar dari penjara, bebas dari perbudakan, sampai di tempat yang aman.
42. 'Apabila ia menyadari bahwa lima rintangan itu telah disingkirkan dari dalam dirinya, maka timbullah kegembiraan, karena gembira maka timbullah kegiuran (piti), karena batin tergiur, maka seluruh tubuhnya terasa nyaman, karena tubuh menjadi nyaman, maka ia merasa bahagia, karena bahagia, maka

78


pikirannya menjadi terpusat. Kemudian, setelah terpisah dari nafsu-nafsu, jauh dari kecenderungan-kecenderungan tidak baik, maka ia masuk clan berada dalam Jhana pertama; suatu keadaan batin yang tergiur clan bahagia (piti sukha), yang rnuncul karena kebebasan, yang masih disertai dengan vitakka (pengarahan pikiran pada obyek) dan vicara (pikiran telah memegang obyek). Seluruh tubuhnya dipenuhi, digenangi, diresapi serta diliputi dengan perasaan tergiur clan bahagia, yang timbul dari kebebasan; clan tidak ada satu bagian pun dari tubuhnya yang tidak diliputi oleh perasaan tergiur daD bahagia itu, yang tirnbul dari kebebesan (viveka).
43. Jauh dari nafsu indera clan sifat-sifat buruk, ia masuk clan beradadalam Jhana I, batin dalarn keadaan tergiur clan bahagia, yang muncul karena kebebasan, disertai vitakka clan vicara. Saudara, bilamana seorang bhikkhu rnengetahui clan rnelihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasrnani, atau jiwa merupakan hallain clan jasmani hal yang lain?'
'Ya, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya rnengetahui clan melihatnya seperti itu. Namun
saya tidak rnengatakan apakah yang satu atau yang lain.
44. 'Saudara-saudara, selanjutnya seorang bhikkhu yang telah membebaskan diri dari vitakka clan vicara, rnernasuki clan berdiarn dalam Jhana II; yaitu keadaan batin yang tergiur clan bahagia, yang muncul karena ketenangan konsentrasi, tanpa disertai dengan vitakka clan vicara, keadaan batin yang memusat. Demikianlah seluruh tubuhnya di penuhi, diresapi serta diliputi dengan perasaan tergiur clan bahagia, yang timbul dari konsentrasi, daD tidak ada satu bagian pun dari tubuhnya yang tidak diliputi oleh perasaan tergiur clan bahagia itu, yang timbul dari konsentrasi'.
45. 'Saudara-saudara, bagaikan sebuah kolam yang dalam, yang mempunyai sumber air di bawahnya, tanpa lubang masuk dari Timur atau Barat, waktu ke waktu tidak turun hujan; narnun arus air yang sejuk, yang berasal dari sumber itu akan tetap rnemenuhi, menggenangi, meresapi dan meliputi kolam itu, sehingga tidak ada satu bagian pun dari kolam itu, yang tidak diliputi oleh air yang sejuk itu'
'Saudara-saudara, dernikian pula bhikkhu itu seluruh tubuhny_ dipenuhi, digenangi, diresapi serta diliputi oleh perasaan tergiur clan bahagia, yang timbul dari konsentrasi; sehingga tidak ada satu bagian pun da.ri tubuhnya yang tidak diliputi oleh perasaan tergiur clan bahagia yang timbul dari

79


konsentrasi itu'.
'Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakahjiwa sarna denganjasmani, atau jiwa merupakan hallain danjasmani hal yang lain?'
'Ya, bhante.'

'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan melihatnya seperti itu. Namun saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
46. 'Saudara-saudara, selanjutnya seorang bhikkhu yang telah membebaskan dirinya daTi perasaan tergiur, berdiam dalam keadaan seimbang yang disertai dengan perhatian mumi clan pengertian jelas. Tubuhnya diliputi dengan perasaan bahagia, yang dikatakan oleh para ariya sebagai 'kebahagiaan yang dikatakan oleh para ariya sebagai 'kebahagiaan yang dimiliki oleh mereka yang batinnya seimbang clan penuh perhatian mumi'; ia memasuki clan berdiam dalam Jhana ill. Demikianlah seluruh tubuhnya dipenuhi, digenangi, diresapi serta diliputi dengan perasaan bahagia yang tanpa disertai dengan perasaan tergiur; clan tidak ada satu bagian pun daTi tubuhnya yang tidak diliputi oleh perasaan bahagia yang tanpa disertai dengan perasaan tergiur itu'

47. 'Saudara-saudara, seperti dalam sebuah kolam yang berisi bunga-bunga teratai: merah, 'putih atau biru, yang beberapa di antaranya bunga-bunga teratai merah, putih atau biru yang bersemi dalam air, tumbuh dalam air, tidak muncul di atas permukaan air serta menghisap makanan daTi dalam air itu adalahdipenuhi, digenangi diresapi sertadiliputi dengan airdingin: sehingga tidak ada satu bagian pun dari bunga-bunga teratai merah, putih atau biru itu mulai dari ujung daun sampai ke akarnya yang tidak diliputi dengannya'.
'Saudara-saudara, demikian pula bhikkhu itu seluruh tubuhnya dipenuhi, digenangi, diresapi serta diliputi dengan perasaan bahagia yang tanpa disertai dengan perasaan tergiur; sehingga tidak ada satu bagianpun dari tubuhnya yang tidak diliputi oleh perasaan bahagia yang tanpa disertai dengan perasaan tergiur itu'.
'Saudara-saudara, bilamana seorangbhikkhu rnengetahui clan rnelihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasrnani, atau jiwa rnerupakan hallain danjasrnani hal yang lain?'
'Ya, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya rnengetahui clan rnelihatnya seperti itu. Narnun

80


saya tidak rnengatakan apakah yang satu atau yang lain.'
48. 'Saudara-saudara, selanjutnya dengan rnenyingkirkan perasaan bahagia clan tidak bahagia, dengan rnenghilangkan perasaan-perasaan senang clan tidak senang yang telah dirasakan sebelurnnya, bhikkhu itu rnernasuki clan berada dalarn Jhana IV, yaitu suatu keadaan yang benar-benar seirnbang, yang rnernilki perhatian rnurni (satiparisuddhi), bebas dari perasaan bahagia clan tidak bahagia. Dernikianlah ia duduk di sana, rneliputi seluruh tubuhnya dengan perasaan batin yang bersih danjernih'.
49. 'Saudara-saudara, sarna seperti seorang yang sedang duduk, diselubungi olehjubah putih rnulai dari kepala sarnpai ke kaki, sehingga tidak ada satu bagian pun dari tubuhnya yang tidak bersentuhan dengan jubah putih itu. Saudara, dernikian pula, bhikkhu itu duduk di sana, rneliputi seluruh tubuhnya dengan perasaan batin yang bersih clan jernih; sehingga tidak ada satu bagian pun dari tubuhnya yang tidak diliputi dengan perasaan batin yang bersih clan
jemih itu.
'Saudara-saudara, bilarnana seorang bhikkhu rnengetahui clan rnelihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasmani, atau j iwa merupakan hallain clan jasrnani hal yang lain?'
'Va, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya rnengetahui clan rnelihatnya seperti itu. Narnun
saya tidak rnengatakan apakah yang satu atau yang lain.
50. "Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, be bas dari nafsu, bebas dari Dada, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, ia rnernpergunakan clan rnengarahkan pikirannya ke pandangan terangyangtirnbul dari pengetahuan (nana dassana). Demikianlah ia rnengerti: 'tubuhku ini rnempunyai bentuk, terdiri alas empat unsur pokok (rnaha bhuta), berasal dari ayah clan ibu, tirnbul clan berkembang karena perawatan yang terns rnenerus, bersifat tidak kekal, dapat mengalami kerusakan, kelapukan, kehancuran, clan kernatian; begitu pula halnya dengan kesadaran (vinnana) yang terikat dengannya'.
51. 'Saudara-saudara, sarna seperti halnya dengan perrnata Veluriya, yang gernerlapan, bersih, mempunyai delapan sudut yang terpotong rapi, jernih, murni, tanpa cae at, sernpurna dalarn keadaan apa pun. Dan di tengahnya dirnasuki seutas benang, yang berwarna biru,jingga, merah, putih atau kOning. Seandainya seseorang yang memiliki illata rneletakannya di at_s-tangannya,

81


maka ia'akan merenung: 'Permata Veluriya ini adalah gemerlapan, bersih, mempunyai delapan sudol yang terpotong rapi, jernih, murni, tanpa cacat, sempurna dalam keadaan apa pun. Sekarang permata itu diikatkan pad a seutas benang yang berwarna biru,jingga, merah, putih atau kuning.'
'Saudara-saudara, demikian pula dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan clan mengarahkan pikirannya ke pandangan terang yang timbul dari pengetahuan. Dan demikianlah ia mengerti: 'Tubuhku ini mempunyai bentuk, terdiri empa! unsur pokok, berasal ayah clan ibu, timbul clan berkembang karena perawatan yang terus mengalami kerusakan, kelapukan, kehancuran clan kematian. Begitu pula halnya dengan kesadaranku yang terikat dengannya.'
'Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakahjiwa sarna denganjasmani, atau j iwa merupakan hallain clan j asman i hal yang lain?'
'Ya, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan melihatnya seperti itu. Namun
saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
52. 'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas
dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh"dan tidak dapat digoncangkan, ia menggunakan clan mengarahkan pikirannya pada penciptaan tubuh-ciptaan-batin (mano-maya-kaya). Dad tubuh ini, ia menciptakan tubuh¬ciptaan-batin melalui pikirannya; yang memiliki bentuk, memiliki anggota¬anggota clan bagian-bagian tubuh lengkap, tanpa kekurangan suatu organ pun.' ,;,
53. 'Saudara-saudara, sarna seperti halnya seseorang menarik sebatang ilalang keluar dad pelepahnya. Maka ia akan mengerti: 'Inilah ilalang, inilah pelepah. IIalang adalah satu hal. Pelepah adalah hal yang lain. Dari pelepah bahwasanya ilalang itu telah ditarik ke loaf'.
'Saudara-saudara, sarna seperti halnya seorang mengeluarkan olaf dari kulitnya. Maka ia akan tabu: 'lnilah olaf, inilah selonsong. Ularadalah satu hal, kulit adalah hal yang lain. Dari kulit bahwasanya ular itu telah dikeluarkan'.
'Saudara-saudara, sarna seperti halnya seseorang menghunus pedang dari sarungnya. Maka ia akan tabu: 'Inilah pedang, inilah sarung pedang, Pedang adalah satu hal, sarung pedang adalah hal yang lain. Dari sarung pedang

82

Iii8 : .. "
"""""""_)"""_'ti$__"_""A;:;;:""i.:i[_",x' , ;::;::::

L' "..,"x!i'C"","'1"',"'!,", ..,;':j.""';':'u'i:;:::::"'""'i.'fh:i_'"",_c,:,"A'"",." ......


bahwasanya pedang itu telah dihunus'.
'Saudara-saudara, demikian pula dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu bebas daTi Dada, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan clan mengarahkan pikirannya pada penciptaan wujud-ciptaan-batin' (mano maya kaya). Dari tubuh ini, ia menciptakan 'tubuh ciptaan batin melalui pikirannya; yang memiliki bentuk, memiliki anggota-anggota clan bagian-bagian tubuh lengkap, tanpa kekurangan sesuatu organ apapun'.
'Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah j iwa sarna dengan jasmani, alan
jiwa merupakan hallain clan jasmani hal yang lain?'
'Ya, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan melihatnya seperti itu. Namun
saya tidak mengatakan apakah yang satu alan yang lain.
54. 'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari Dada, lunak, siap untuk digunakan, teguh clan tidak dapat diJ?;oncangkan; ia memgunakan clan mengarahkan pikirannya pada bentuk-bentuk iddhi (perbuatan batin). la melakukan iddhi dalam aneka ragam bentuknya: daTi satu ia menjadi banyak, atau daTi banyak kembali menjadi satu; ia menjadikan dirinya dapat dilihat atau tidak dapat dil ihat; tanpa merasa terhalang ia berjalan menembusi dinding, benteng atau glinting, seolah-olah berjalan melalui ruang kosong; ia menyelam clan timbul melalui fallah, seolah-olah berjalan di alas tanah; dengan duduk bersila ia melayang layang di udara, seperti seekor burung dengan sayapnya; dengan tangan ia dapat menyentuh clan meraba bulan clan matahari yang begitu dahsyat clan perkasa; ia dapat pergi mengunjungi alam-alam dewa Brahma dengan membawa tubuh kasarnya'.
55. 'Saudara-saudara, sarna seperti halnya seorang pembuat barang-barang tembikar atau pembantunya, dapat membuat, berhasil menciptakan berbagai bentuk barang tembikar yang mengkilap menurut keingiri_mnya'.
'Saudara-saudara, sarna seperti halnya pemahat gading alan pembantunya, clapat metnilih gading serta berhasil memahatnya menjadi berbagai bentuk pahatan-gading menurut keinginannya' .
'Saudara-saudara, sarna seperti halnya tukan gemas alan pembantunya, dapat menjadikan, berhasil membuat berbagai bentuk barang daTi em_s, menurut keinginannya'.

83


i _- .--¬

'Saudara"-saudara, demikian pula dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari Dada, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan clan mengarahkan pikirannya pada bentuk-bentuk iddhi. Demikianlah ia melakukan iddhi dalam aneka ragam bentuknya: dari satu ia menjadi banyak, atau dari banyak kembali menjadi satu; ia menjadikan dirinya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat; tanpa merasa terhalang, ia berjalan menembus dinding, benteng atau gunung, seolah olah berjalan melalui ruang kosong; la menyelam clan timbul melalui fallah, seolah-olah berjalan di alas tanah; dengan duduk bersila ia melayang-Iayang di udara, seperti seeker burung dengan sayapnya; dengan tangan ia dapat menyentuh clan meraba bulan clan matahari yang begitu dahsyat clan perkasa; ia pergi mengunjungi alam-alam dewa brahma dengan membawa tubuh kasarnya'.
'Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasmani, atau
jiwa merupakan hallain danjasmani hal yang lain?'
'Va, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan melihatnya seperti itu. Namun
saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
56. 'Dengan pikirannya yang terpusat, bersih, jemih, bebas dari nafsu, bebas dari Dada, lunak siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan clan mengarahkan pikirannya pada kemampuan¬kemampuan dibbasota (telinga dewa). Dengan kemampuan-kemampuan
dibbasota yangjemih, yang melebihi telinga manusia, ia mendengar suara¬
\;
suara manusia clan dewa, yangjauh atau yang dekat'.
57. 'Saudara-saudara, sarna seperti halnya seseorang yang sedang berada di jalan raya, dapat mendengar suara genderang besar, suara tembur, suara tiupan terompet kulit kerang, suara genderang keci!. Maka ia akan tabu: "Inilah suara genderang besar, ini suara tambur, ini suara tiupan terompet kulit kerang, ini suara gendering kecil'.
'Saudara-saudara, demikian pula dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari Dada, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan clan mengarahkan pikirannya pada kemampuan-kemampuan dibbasota (telinga dewa). Dan dengan kemampuan-kemampuan dibbasota yangjemih, yang melebihi telinga manusia, ia mendengar suara-suara manusia clan dewa, yang

84

--1


jauh atau yang dekat'.
'Saudara-saudara, bilarnana seorang bhikkhu rnengetahui clan rnelihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasrnani, atau jiwa rnerupakan hallain danjasrnani hal yang lain?'
'Va, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan rnelihatnya seperti itu. Namun
saya tidak rnengatakan apakah yang satu atau yang lain.
58. 'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih jemih, bebas dari nafsu, bebas dari Dada, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia rnernpergunakan clan mengarahkan pikirannya pada cetopariyanana (pengetahuan untuk rnernbaca pikiran orang lain). Dengan menernbus melalui pikirannya sendiri, ia mengetahui pikiran-pikiran makhluk lain, clan pikiran orang-orang lain.
Ia mengetahui:
Pikiran yang disertai nafsu sebagai pikiran yang disertai nafsu.
Pikiran tanpa nafsu sebagai tanpa nafsu.
Pikiran yang disertai kebencian sebagai pikiran yang disertai kebencian. Pikiran tanpa kebencian sebagai pikiran tanpa kebencian.
Pikiran yang disertai ketidaktahuan sebagai pikiran yang disertai ketidaktah uan.
Pikiran tanpa ketidaktahuan sebagai pikiran tanpa ketidaktahuan.
Pikiran yang teguh sebagai pikiran yang teguh.
Pikiran yang ragu-ragu sebagai pikiran yang ragu-ragu.
Pikiran yang berkembang sebagai pikiran yang berkernbang.
Pikiran yang tidak berkembang sebagai pikiran yang tidak berkembang.
Pikiran yang rendah sebagai pikiran yang rendah. .
Pikiran yang luhur sebagai pikiran yang luhur.
Pikiran yang terpusat sebagai pikiran yang terpusat.
Pikiran yang berhamburan (kacau) sebagai pikiran yang berhamburan (kacau).
Pikiran yang bebas sebagai pikiran yang bebas.
Pikiran yang tidak bebas sebagai pikiran yang tidak bebas.'

85


I _
I

59. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seorang wan ita, lelaki atau aDak keeil, yang ingin memperindab diri dengan melihat wajahnya pada permukaan sebuah kaea yang bersih clan jernih atau pada sebuah tempayan yang berisikan air jernih; maka apabila wajabnya memiliki tahi lalat, ia tabu bahwa wajahnya memiliki tahi lalat; apabila wajahnya tidak memiliki tabi lalat, ia tabu bahwa wajabnya tidak memiliki tahi lalat'
'Saudara-saudara, demikian pula dengan pikiran yang tel8;h terpusat, bersih, jemih, bebas daTi nafsu, bebas daTi noda, lunak, siap untuk digunakan, teguh clan tidak dapat digoneangkan, bhikkhu itu menggunakan clan mengarabkan pikirannya pada eetopariyanana. Dengan menembus melalui pikirannya sendiri, ia mengetahui pikiran-pikiran makhluk lain clan pikiran orang-orang lain, ia mengetahui:
Pikiran yang disertai nafsu sebagai pikiran yang disertai nafsu.
Pikiran tanpa napsu sebagai pikiran tanpa nafsu.
Pikiran tanpa kebeneian sebagai pikiran tanpa kebeneian.
Pikiran yang disertai ketidaktahuan sebagai pikiran yang disertai ketidaktahuan.
Pikiran tanpa ketidaktahuan sebagai pikiran tanpa ketidaktahuan.
Pikiran yang teguh sebagai pikiran yang teguh.
Pikiran yang ragu-ragu sebagai pikiran yang ragu-ragu.
Pikiran yang berkembang sebagai pikiran yang berkembang.
Pikiran yang tidak berkembang sebagai pikiran yang tidak berkembang. Pikiran yang rendah sebagai pikiran yang rendah.
Pikiran yang Ibhur sebagai pikiran yang luhur.
Pikiran yang terpusat sebagai pikiran yang terpusat
Pikiran yang berhamburan (kaeau) sebagai pikiran yang berhamburan (kaeau).
Pikiran yang bebas sebagai pikiran yang bebas.
Pikiran yang tidak bebas sebagai pikiran yang tidak bebas'. 'Saud&ra-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasmani, atau jiwa merupakan hallain danjasmani hal yang lain?'
'Va, bhante.' .

86

J
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui dan melihatnya _eperti itu. Namun saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
60. 'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih,jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk digunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia menggunakan dan mengarahkan pikirannya pacta pengetahuan tentang pubbenivasanussati (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Demikialah ia ingat tentang bermacam-macam kelahirannya yang lampau, seperti: satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, dua puluh kelahiran, tiga puluh kelahiran, empat puluh kelahiran, lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, melalui banyak mas_a perkembangan (pembentukkan) bumi (samvatta-kappa), melalui banyak mas a perkembangan-kehancuran (samvata-vivatta-kappa). 'Di suatu tempat demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan clan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Kemudian, setelah aku berlalu dari keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian: di sana namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan clan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini'. Demikianlah ia mengingat kembali tentang bermacam-macam kelahirartnya di masa lampau, dalam seluruh seluk beluknya dalam seluruh macamnya'. r
61. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seseorang yang pergi dari desanya menuju ke lain desa, clan dari desa itu ia pergi ke des a lainnya lagi, serta dari desa itu ia pulang kembali ke desanya sendiri; maka ia akan tabu: 'Dari desaku sendiri, aku pergi ke lain desa. Di sana aku berdiri di tempat-tempat demikian, duduk demikian, berbicara demikian, berdiam diri demikian. Dari tempat itu aku datang ke desa lainnya; di sana aku berdiri di tempat-tempat demikian, duduk demikian, berbicara demikian, berdiam diri demikian. Sekarang, dari desa itu aku pulang ke desaku sendiri!.
'Saudara-saudara, demikian pula <;fengan pikirannya yang telah terpusat, bersih,jemih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk cligunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu menggunakan clan mengarahkan pikirannya pacta pengetahuan tentang pubbenivasanussati (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Dem_kianlah ia ingattentang bermacam-macam kelahirannya yang lampau, seperti: satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran,

87


'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan melihatnya _eperti itu. Namun saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
60. 'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, be bas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk digunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, ia menggunakan clan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang pubbenivasanussati (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Demikialah ia ingat tentang bermacam-macam kelahirannya yang lampau, seperti: satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, dua puluh kelahiran, tiga puluh kelahiran, empat puluh kelahiran, lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, melalui banyak masa perkembangan (pembentukkan) bumi (samvatta-kappa), melalui banyak mas a perkembangan-kehancuran (samvata-vivatta-kappa). 'Di suatu temp at demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan clan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Kemudian, setelah aku berlalu dari keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian: di sana namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan clan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini'. Demikianlah ia mengingat kembali tentang bermacam-macam kelahirannya di masa lampau, dalam seluruh seluk beluknya dalam seluruh macamnya'.
61. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti seseorang yang pergi dari desanya menuju ke lain desa, clan dari des a itu ia pergi ke des a lainnya lagi, serta dari desa itu ia pulang kembali ke desanya sendiri; maka ia akan tabu: 'Dari desaku sendiri, aku pergi ke lain desa. Di sana aku berdiri di tempat-tempat demikian, duduk demikian, berbicara demikian, berdiam diri demikian. Dari tempat itu aku datang ke desa lainnya; di sana aku berdiri di tempat-tempat demikian, duduk demikian, berbicara demikian, berdiam diri demikian. Sekarang, dari desa itu aku pulang ke desaku sendiri!.
'Saudara-saudara, demikian pula dengan pikirannya yang telah terpusat, bersih,jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk digunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu menggunakan clan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang pubbenivasanussati (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Demikianlah ia ingat tentang bermacam-macam kelahirannya yang lampau, seperti: satu kelahir_m, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran,

87


_ _

duapuluh kelahiran, tiga puluh kelahiran, empat puluh kelahiran, lima puluh kelahirrm, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, melalui banyak masa-perkembangan (pembentukan) bumi (samvatta kappa), melalui banyak masa kehancuran (vivatta-kehancuran), clan melalui banyak masa perkembangan kehancuran (samvata-vivatta-kappa). 'Di suatu tempat kelahiran, namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan clan penderitaan yang demikian, barns umurku adalah demikian. Kemudian, setelah aku berlalu daTi keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian; di sana, namaku adalah demikian; aku mengalami kebahagiaan clan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Setelah aku berlalu daTi keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini'. Demikianlah ia mengingat kembali tentang bermacam-macam kelahirannya di masa lampau, dalam seluruh seluk beluknya, dalam seluruh macamnya.'
Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasmani, atau
jiwa merupakan hallain danjasmani hat yang lain?'
'Va, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui clan melihatnya seperti itu. Namun
saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
62. 'Dengan pikiran yang terpusat, bersih, jernih, bebas daTi nafsu, bebas daTi Dada, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan clan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang timbul _an lenyapnya mahkluk-makhluk (cutupapatta ñana). Dan dengan kemampuan dibbacakkhu (mata dewa) yang jernih, yang melebihi mata
. manusia, ia melihat bagaimana setelah makhluk-makhluk berlalu dari satu perwujudan (kelahiran), muncul dalam perwujudan (kelahiran) lain; rendah, mulia, indah,jelek, bahagia clan menderita. Ia melihat bagaimana makhluk makhluk itu muncul sesuai dengan perbuatan-perbuatannya: 'Saudara, makhluk-makhluk ini memiliki perbuatan, ucapan clan pikiran yangjahat, menghina para suci, pengikut pandangan-pandangan keliru, clan melakukan perbuatan menurut pandangan keliru. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah meninggal mereka terlahir kembali dalam alam celaka, alam sengsara, alam neraka. Tetapi, makhluk-makhluk yang lain, saudara, memiliki perbuatan, ucapan clan pikiran yang baik, bukan penghina para suci, pengikut pandangan-pandangan benar clan melakukan perbuatan menurut pandangan

88

¬
benar. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga'. Demikianlah, dengan kemampuan dibbacakkhu (mata dewa) yangjemih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah makhluk-makhluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah, mulia, indahjelek, bahagia clan menderita'.
63. 'Saudara-saudara, sarna halnya seperti di sana terdapat sebuah rumah bertingkat, terletak di suatu tempat yang menghadap ke perempatan jalan; clan seandainya seseorang yang memilki mata berdiri di atasnya, mengamati orang-orang memasuki rumah, keluar dari rumah, berjalan hilir mudik sepanjangjalan, duduk di tengah perempatanjalan; maka ia akan tahu: 'Or¬ang-orang itu memasuki rumah; orang-orang itu keluar dari rumah; orang¬orang itu berjalan hilir mudik sepanjangjalan; orang-orang itu duduk di tengah perempatanjalan'.
'Saudara-saudara, demikian pula dengan pikirannya yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh clan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan clan mengarahkannya pada pengetahuan tentang timbul clan lenyapnya makhluk-makhluk (cutupapatta nana). Dan dengan kemampuan dibbacakkhu (mata dewa) yang jernih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah makhluk-makhluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah mulia, iIidah, jelek, bahagia clan menderita. Ia melihat bagaimana makhluk-makhluk itu muncul sesuai dengan perbuatan-perbuatannya: "Makhluk-makhluk ini , saudara memiliki perbuatan, ucapan clan pikiran yang jahat, penghina para suci, pengikut pandangan-pandangan keliru, clan melakukan perbuatan-perbuatan menurut pandangan-pandangan keliru. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam cela, alam sengsara, alam neraka. Tetapi, makhluk_makhluk lain, saudara, memiliki perbuatan, ucapan clan pikiran yang baik, bukan penghina para suci, pengikut perbuatan menurut tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga. Demikianlah, dengan kemampuan dibbacakkhu (Mata Dewa) yang jernih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah makhluk¬makhluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah, mulia, indah,jelek, bahagiadanmenderita'.
Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu mengetahui clan melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakahjiwa sarna denganjasmani, atau jiwa merupakan hallain danjasmani hal yang lain?'

89


-;

'Ya, bhante.'

.
'Saudara-saudara, tetapi saya mengetahui daD rnelihatnya seperti itu. Namun saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
64. 'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari nod a, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh daft tidak dapat digoncangkan, ia rnempergunakan daft mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang penghancuran noda-noda batin (asava). Demikianlah, ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah dukkha'. la mengetahui sebagairnana adanya: 'Inilah sebab dukkha'. la rnengetahui sebagairnana adanya: "Inilah akhir dukkha. la mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah Jalan yang menuju pada lenyapnya dukkha. la mengetahui sebagaimana adanya: 'lnilah asava. la mengetahui sebagaimana adanya: lnilah akhir asava. la mengetahui sebagaimana adanya: Inilah jalan yang menuju pada lenyapnya asava. Dengan rnengetahui, melihat dernikiah, rnaka pikirannya terbebas dari noda-noda nafsu (kamasava), noda-noda perwujudan (bhavasana), noda¬noda ketidaktahuaan (avijjasava). Dengan terbebas dernikian, rnaka tirnbullah pengetahuan tentang kebebasannya, daft ia rnengetahui: 'Berakhirlah kelahiran kembali, terjalani kehidupan suci, selesailah apa yang harus dikerjakan, tiada lagi kehidupan sesudah ini'.
'Saudara-saudara, bilamana seorang bhikkhu rnengetahui daft melihat seperti itu, apakah ia akan berpendapat: 'Apakah jiwa sarna dengan jasmani, atau jiwa merupakan hallain danjasmani hat yang lain?'
'Ya, bhante.'
'Saudara-saudara, tetapi saya rnengetahui daft melihatnya seperti itu. Namun
saya tidak mengatakan apakah yang satu atau yang lain.
'Demikianlah yang dikatakan Bhagava. Setelah mendeng_t uraian Bhagava, Otthaddho Licchavi menjadi gembira.

90

._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar