Selasa, 16 Maret 2010

SIGALOVADA SUTTA

SIGALOVADA SUTTA
1.Demikian yang telah kami dengar ; Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Rajagaha ,di Vihara Hutan Bambu di Kalandakanivapa [Tempat Pemeliharaan Tupai].Pada waktu itu ,Sigala Putra kepala Keluarga,bangun pagi-pagi sekali dan pergi meninggalkan Rajagaha ; dengan rambut dan pakaian basah dan sambil beranjali,ia menyembah ke bedrbagai arah , yaitu arah timur ,selatan,barat,utara,bawah dan atas.
2. Dan Sang Bhagava pada pagi hari itu setelah mengenakan jubah serta membawa mangkuk-Nya , pergi ke Rajagaha untuk mengumpulkan dana makanan [pindapata].
Kemudian Sang Bhagava melihat Sigala putra kepala keluarga,bangun pagi-pagi sekali dan pergi meninggalkan Rajagaha;dengan rambut dan pakaian basah dan sambil beranjali,ia menyembah ke berbagai arah ,yaitu arah timur ,selatan ,barat ,utara bawah dan atas.Dan Sang Bhagava bertanya kepada sigala putra kepala keluarga itu demikian:
“O putra keluarga,mengapa engkau bangun pagi-pagi sekali dan pergi meninggalkan Rajagaha; dengan rambut dan pakaian basah dan sambil beranjali,engkau menyembah ke berbagai arah,yaitu arah timur ,selatan ,barat ,utara,bawah dan atas?” “Bhante,ketika ayahku mendekati ajal,beliau berkata kepadaku untuk menyembah ke berbagai arah.Demikianlah,Bhante,karena menghormati,mengindahkan,menjujung, dan menganggap suci kata-kata ayahku itu,maka aku maka aku bangun pagi-pagi sekali dan pergi meninggalkan Rajagaha.Dengan rambut dan pakaian basah dan sambil beranjali,aku menyembah ke berbagai arah,yaitu arah timur,selatan,barat,utara,bawahdan atas”.
“Tetapi,O putra kepala keluarga,dalam agama seorang acarya enam arah itu tidak seharusnya disembah dengan cara demikian”.
“Bhante,bagaimana enam arah itu seharusnya disembah dalam agama soerang acariya?
Bhante,alangkah baiknya apabila sang Bhagava berkenan mengajarkan ajaran yang menguraikan caranya enam arah itu harus disembah dalam agama seorang Acariya”.
3. “O putra kepala keluarga,dengarkan dan perhatikan baik-baik kata-kata-Ku,dan Aku akan berbicara”.
“Baiklah,Bhante”,jawab Sigala putra kepala keluarga itu kepada sang Bhagava.Dan
kemudian Sang Bhagava berkata:
“O putra kepala keluarga,karena siswa Ariya telah menyingkirkan empat kotoran tingkah laku [kammakilesa],karena ia tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat[papakamma]yang disadari oleh empat dorongan,karena ia tidak mengejar enam saluran yang memboroskan kekayaan;maka,dengan menjauhi[na sevati]empat belas hal buruk ini,ia adalah seorang pengayom enam arah itu,seorang penakluk [vijaya],yaitu ia akan sejahtera dalam alam ini dan alam berikutnya.Pada saat kehancuran tubuhnya,setelah mati,ia akan terlahir kembali dalam alam bahagia,alam surga.
Apakah empat kotoran tingkah laku yang telah ia singkirkan itu? O putra kepala keluarga,itulah kotoran tingkah laku membunuh mahkluk hidup,mengambil apa yang tidak diberikan,berzinah dan berbohong. Inilah empat kekotoran tingkah laku yang telah
Ia singkirkan.Demikian sabda Sang Bhagava.
4.Dan setelah Sang Sugata berkata demikian,Sang Guru [sattha]berkata lebih lanjut:
“Membunuh mahkluk hidup,mencuri berbohong,berzinah,Untuk perbuatan-perbuatan ini,para bijaksana tidak memuji”
5.Apakah empat dorongan yang mendasari perbuatan-perbuatan jahat yang ia tidak lakukan itu?perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan atas dorongan rasa senang sepihak
[chanda gati]perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan atas dorongan kebencian[dosa gati],perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan atas dorongan ketidaktahuan [moha gati]
dan perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan atas dorongan rasa takut[bhazya gati].Tetapi,O putra kepala keluarga,karena siswa Ariya tidak terseret oleh dorongan rasa
takut,maka ia tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat karena empat dorongan ini.Demikian sabda Sang Bhagava.
6.Dan setelah sang Sugata berkata demikian,Sang Guru [sattha]berkata lebih lanjut:
“Siapa pun yang karena rasa senang sepihak atau kebencian,Atau ketidaktahuan atau
ketakutan telah melanggar Dhamma,
Maka nama baik dan kemasyuranya menjadi sempurna dan penuh.
Bagaikan bulan purnama pada masa bulan-terang”
7.”Dan apakah enam saluran yang memboroskan kekayaan itu? O putra kepala keluarga,gemar minum-minumam yang memabukkan,sering berkeliaran di jalan-jalan pada saat yang tidak pantas,mengejar tempat-tempat hiburan,gemar berjudi,bergaul dengan teman-teman jahat dan kebiasaan menganggur[malas]adalah enam saluran yang
memboroskan kekayaan”.
8.O putra kepala keluarga,terdapat enam bahaya[adinava]akibat gemar minum minuman yang memabukkan [surameraya majjapamadatthanauyoga],yaitu: kerugian harta secara nyata,bertambahnya pertengkaran,tubuh mudah terserang penyakit,kehilangan sifat yang baik,terlihat tidak sopan,kecerdasan menjadi lemah.Inilah
O putra kepala keluarga,enam bahaya akibat gemar minum minumam memabukkan”.
9.”O putra kepala keluarga,terdapat enam bahaya akibat sering berkeliaran di jalan jalan padaz saat yang tidak pantas [vikala visikhacariyanuyoga],yaitu:dirinya sendiri tidak terjaga [agutta]dan tidak terlindung[arakkhita],anak istrinya tidak terjaga dan tidak terlindung,harta harta kekayaannya tidak terjaga dan terlindung,juga ia dapat dituduh sebagai pelaku kejahatan-kejahatan [yang terbukti],menjadi sasaran desas-desus palsu,ia akan menjumpai banyak kesulitan.Inilah,O putra kepala keluarga,enam bahaya akibat sering berkeliaran di jalan-jalan pada saat yang tidak pantas”
10.”O putra kepala keluarga,terdapat enam bahaya akibat mengejar tempat-tempat hiburan [samajjabhicarane]: [Ia selalu berpikir]dimanakah ada tari-tarian? Dimanakah ada nyayi-nyayian? Dimanakah ada pertunjukan musik? Dimanakah ada pembacaan deklamasi?Dimanakah ada permainan tambur ?Dimanakah ada permainan genderang?Inilah,O putra kepala keluarga,enam bahaya akibat mengedjar tempat-tempat
hiburan”.
11.”O Putra kepala keluarga,terdapat enam bahaya akibat gemar berjudi :bila memang ia,memproleh kebencian;bila kalah,ia meratapi harta kekayaannya yang telah hilang;kerugian harta benda secara nyata;di pengadilan kata-katanya tidak berharga;ia dipandang rendah oleh sahabat-sahabat dan pejabat-pejabat pemerintah;ia tidak disukai oleh orang-orang yang akan mencari atau mengambil menantu,karena mereka akan berkata bahwa seorang penjudi tidak dapat memelihara seorang istri. Inilah,O putra kepala keluarga,enam bahaya akibat gemar berjudi”.
12.”O putra kjeluarga,terdapat enam bahaya akibat bergaul dengan teman-teman jahat [papamitta]: setiap penjudi,setiap orang yang gemar berfoya-foya,setiap pemabuk,setiap penipu,setiap orang kejam adalah teman dan sahabatnya. Inilah,O putra keluarga,enam bahaya akibat bertgaul dengan teman-teman jahat”.
13.”O putra keluarga,terdapat enam bahaya akibat kebiasaan menganggur [malas]: ia berkata :”terlalu dingin “,dan ia tidak bekerja;ia berkata: “terlalu panas”,dan ia tidak bekerja;ia berkata:”terlalu pagi”dan ia tidak bekerja; ia berkata:”terlalu siang”,dan ia tidak bekerja;ia berkata:aku terlalu lapar”dan ia tidak bekerja;ia berkata:”aku terlalu kenyang”,dan ia titak bekerja.
Dengan demikian semua yang harus ia kerjakan tetap tidak dikerjakan, harta kekayaan baru ia tidak peroleh,dan harta kekayaan yang sudah ia miliki menjadi habis.
Demikian sabda Sang Bhagava
14.Dan setelah sang Sugata berkata demikian ,Sang Guru [sattha]berkata lebih lanjut:
Beberapa teman hanyalah teman minum;
Beberapa teman adalah mereka yang dihadapanmu akan berkata:
Sahabat baik! Sahabat baik!
Tetapi seorang yang menyatakan kawan pada saat engkau membutuhkan,
Maka dia sesungguhnya yang layak disebut kawan olehmu.

Tidur setelah matahari terbit,persinahan,
Telibat dalam pertengkaran dan berbuat merugikan,
Bedrsahabat dengan orang-orang jahat dan berhati kejam:
Inilah enam sebab yang menjadikan keruntuhan yang seseorang.

Ia yang berteman dan bersahabat dengan orang-orang jahat
Ia yang dalam hidupnya melakukan hal-hal buruk,maka
Baik di alam ini maupun di alam berikutnya
Orang itu akan mengalami keruntuhan yang menyedihkan.

Berjudi dan wanita,minuman keras,tari-tarian dan nyanyian
Tidur pada siang hari dan berkeliaran pada malam hari.
Bersahabat dengan orang-orang jahat,berhati kejam :
Inilah enam sebab yang menjadikan keruntuhan seseorang.

Bermain dulu,minum-minuman keras ,ia pergi kepada
Wanita-wanita yang amat dicintai laki-laki lain,
Mengikuti yang berpikiran rendah ,bukan yang berpikiran mulia,
Maka ia akan menjadi suram bagi bulan yang menyusut pada masa bulan-gelap

Pecandu Minuman keras , miskin melarat,
Seorang yang harus sewaktu minum ,mengejar kedai minuman,
Demikian ia tenggelam dalam hutang-hutang,bagai batu dalam air;
Cepat sekali ia membawa nista pada keluarganya.

Ia yang mempunyai kebiasaan tidur di waktu siang,
Yang mengangap malam sebagai waktu untuk berjaga,
Ia yang selalu tidak bertanggung jawab, dipenuhi dengan anggur,
Ia yang tidak cakap membina rumah tangga.









Terlalu dingin ! Terlalu panas! Terlalu siang! Demikian keluhannya,



Dengan cara bedgitu orang malas menghindari pekerjaan yang menanti ,
Sehingga kesempatan baik akan bedrlalu.
Tetapi ia akan menganggap dingin dan panas sebagai hal yang remeh
Dengan cara apapun ia tidak akan kehilangan kebahagiaannya.

15.”O putra kepala keluarga,terdapat empat macam orang yang harus dianggap sebagai m,usuh yang berpura-pura menjadi sahabat[amittamittapatirupaka]: yaitu orang yang tamak [annadatthuharo]; orang yang banyaki bicara tetapi tidak berbuat sesuatu apa[vaci paramo]; penjilat[annuppiyabhani]; kawan pemboros [apayasahayo].

16.Atas empat dasar ,O putra kepala keluarga,orang yang tamak harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat: ia tamak;ia memberi sedikit dan meminta banyak ; ia melakukan kewajibannya karena takut ; ia hanya ingat akan kepentingannya sendiri . O putra kepala keluarga,atas empat dasar inilah orang yang tamak harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat.

17.Atas empat dasar,O putra kepala keluarga ,orang yang banyak bicara tetapi tidak berbuat suatu apa harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat: ia
menyatakan persahabatan berkenaan dengan hal-hal yang lampau; ia menyatakan persahabatan dengan hal-hal mendatang;ia berusaha untuk mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong ;bila ada kesempatan untuk membantu ia menyatakan tidak sanggup .O putra kepala keluarga ;atas empat dasar inilah orang yang banyak bicara tetapi tidak berbuat suatu apa harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat.

18.Atas empat dasar, O putra kepala keluarga ,seorang penjilat harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat : ia menyetujui hal-hal yang salah ; juga ia tidak menganjurkan hal-hal yang benar ;ia akan memuji dirimu dihadapanmu ; ia berbicara jelek tentang dirimu dihadapan orang –orang lain.O putra kepala kaluarga ,atas empat dasar inilah seorang penjilat harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat.

19.Atas empat dasar ,O putra kepala keluarga , seorang kawan pemboros harus dianggap sebagai musuh yang berpua-pura menjadi sahabat : ia menjadi kawanmu apabila engkau gemar akan minum-minuman keras ;ia menjadi kawanmu apabila engkau sering berkeliaran di jalan-jalan pada waktu yang tidak pantas ; ia menjadi kawanmu apabila engkau mengejar tempat-tempat hiburan dan pertunjukan ; ia menjadi kawanmu apabila engkau gemar berjudi.O putra kepala keluarga , atas empat dasar inilah seorang kawan pemboros harus dianggap sebagai musuh yang berpura-pura menjadi sahabat.
Demikian sabda Sang Bhagava.

20.Dan setelah Sang Sugata berkata demikian ,Sang Guru [sattha]berkata lebih lanjut
Sahabat yang selalu mencari apa-apa untuk diambil,
Sahabat yang kata-katanya berlainan dengan kata-katannya
Sahabat yang menjilat,Lagi pula hanya berusaha membuat engkau senang
Sahabat yang bergembira dengan cara-cara jahat
Empat ini adalah musuh-musuh
Setelah menyadarinya demikian
Biarlah orang bijaksana menghindari mereka dari jauh,
Seakan mereka jalan yang berbahaya dan menakutkan.

21.”O putra kepala keluarga,terdapat enam macam sahabat yang harus dipandang berhati tulus[suhada]:Yaitu sahabat penolong [upakaro mitto]; sahabat pada waktu senang dan susah[samanasukha dukkhomitto]; sahabat yang memberi nasehat baik[atthakhaya-mitto]; sahabat yang bersimpati [ anukampako-mitto].

22.Atas empat dasar,O putra kepala keluarga ,sahabat penolong harus dipandang berhati tulus: ia menjaga dirimu sewaktu engkau lengah; ia menjaga milikmu sewaktu engkau lengah;ia menjadi pelindung dirimu sewaktu engkau dalam keadaan ketakut-takutan; ia memberikan bantuan dua kali daripada apa yang kau perlukan .O putra keluarga ,atas empat dasar inilah sahabat penolong harus dipandang berhati tulus.

23.Atas empat dasar , O putra kepala keluarga , sahabat pada waktu senang dan susah dipandang berhati tulus : ia menceritakan rahasia-rahasia dirinya kepadamu; ia menjaga rahasia-rahasia dirimu; ia tidak akan emninggalkan dirimu sewaktu engkau berada dalam kesulitan ; ia bahkan bersedia mengorbankan hidupnya demi kepentinganmu. O putra kepala keluarga , atas empat dasar inilah sahabat pada waktu senang dan susah harus dipandang berhati tulus.

24.Atas empat dasar, O putra kepala keluarga ,sahabat yang menasehatkan apa yang perlu engkau lakukan harus dipandang berhati tulus:Ia mencegah engkau berbuat jahat;ia menganjurkan engkau untuk berbuat yang benar; ia memberitahukan apa yang belum engkau pernah dengar; ia mednunjukkan engkau jalan ke surga.O putra kepala keluarga,atas empat dasar inilah sahabat yang menasehatkan apa yang perlu engkau lakukan harus dipandang berhati tulus.

25. Atas empat dasar, O putra kepala keluarga ,sahabat yang bersimpati harus dipandang berhati tulus : ia tidak bergembira atas kesengsaraanmu ; ia merasa senang atas kesejahteraanmu ? ia mencegah orang lain berbicara jedlek tentang dirimu? Ia membenarkan orang lain yang memuji dirimu.
O putra kepala keluarga ,atas empat dasar inilah sahabat yang bersimpati harus dipandang berhati tulus.Demikian sabda Sang Bhagava.

26.Dan setelah Sang Sugata berkata demikian ,Sang Guru [sattha] berkatalebih lanjut:
Sahabat yang menjadi penolong ,dan sahabat
Pada hari-hari terang dan gelap; ia yang menunjukkan
Apa yang engkau perlukan ,dan ia yang bergetar dengan simpati
Untuk dirimu : empat macam orang ini ,seorang bijaksana harus mengenali
Sebagai sahabat-sahabat,dan ia harus membaktikan dirinya kepada mereka
Seperti seorang ibu kepada anaknya sendiri,anak kesayangannya.

Siapa pun yang bijak dan pandai
Bercahaya seperti api yang menyala di bukit
Baginya,mengumpulkan kekayaan adalah seperti lebih berterbangan
Yang mengumpulkan madu tanpa menganggu siapa pun

Kekayaan menumpuk tinggi bagaikan timbunan bukit semut
Bila kekayaan orang berkeluarga yang baik telah terkumpul seperti itu
Dapatlah ia memberi manfaat warganya
Biarlah ia membagi kekayaannya dalam empat bagian
Demikianlah ia mengikat kehidupannya dengan hal-halyang baik
Satu bagian biarlah dipergunakan dan dinikmati sebagai buah usaha,
Dua bagian untuk melangsungkan usahanya
Bagian keempat biarlah dicadangkan dan ditabung
Sehingga ada persediaan pada saat yang sulit.

27. O putra kepala keluarga ,bagaimana caranya siswa Ariya melindungi enam arah itu? O putra kepala keluarga ,enam rah itu harus dipandang sebagai berikut: ibu dan ayah sebagai arah timur , para Guru seperti arah selatan? Istri dan anak-anak seperti arah barat? Sahabat-sahabat seperti dan kawan-kawan seperti arah utara ? pelayan-pelayan dan karyawan-karyawan seperti arah bawah? Guru-guru agama dan brahmana –brahmana seperti arah atas.

28. O putra kepala keluarga , dalam lima cara seorang anak harus memperlakukan orang tuanya seperti arah timur: dahulu aku dirawat oleh mereka , sekarang aku akan merawat mereka ; aku pertahankan keturunan dan tradisi keluarga? Aku akan menjadikan diriku pantas menerima warisan ; aku akan melakukan perbuatan –perbuatan baik dan upacara agama setelah mereka meninggal dunia.
Dalam lima caraini, O putra kepala keluarga ,orang tua yang diperlukan demikian oleh seorang anak seperti arah timur: menunjukkan kecincaan mereka kepadannya: mereka mencegahnya berbuat jahat; mereka mendorongnya berbuat baik; mereka melatihnya dalam suatu profesi ; mereka mencarikan pasangan [istri]yang pantas baginya ; dan pada waktu yang tepat,mereka menyerahkan warisan kepadannya.
O.putra kepala keluarga ,dalam lima cara inilah seorang memperlakukan orang tuanya seperti arah timur . Dalam lima cara inilah orang tua medenunjukkan kecintaan mereka kepadanya.Demikianlah arah timur ini dilindungi,diselamatkan dan diamankan olehnya.


29.O putra kepala keluarga,dalam lima cara siswa harus memperlakukan guru-guru mereka seperti arah selatan :dengan bangkit [dari tempat duduk untuk memberi hormat];dengan melayani mereka; dengan bersemangat untuk belajar; dengan memberikan jasa-jasa-kepadamereka; dengan memberikan perhatian sewakjtu menerima ajaran dari mereka .
Dalam lima cara ini ,O putra kepala keluarga ,guru-guru yang diperlukan demikian oleh siswa-siswa mereka seperti rah selatan ,mencinti siswa-siswa mereka : mereka melatihnya sedemikian rupa sehingga ia terlalu baik; mereka membuatnya menguasai apa yang telah diajarkan ; mereka mengajarnya secara menyeluruh dalam berbagai ilmu dan seni;mereke berbicara baiktentang dirinya di antara sahabat-sahabatnya dan kawan-kawannya;mereka menjaga keselamatannya di semua tempat.
O putra kepala keluarga ,dalam lima cara inilah siswa-siswa memperlakukan guru-guru mereka seperti arah selatan . dalam lima cara inilah guru-guru mencintai siswa-siswa mereka. Demikianlah arah selatan ini dilindungi,diselamatkan dan diamankan olehnya.

30. O putra kepala keluarga,dalam lima cara szeorang istri harus diperlakukan oleh suaminya seperti arah barat: dengan menghormati ; dengan bersikap ramah-tamah ;dengan kesetiaan ; dengan menyerahkan kekuasaan rumah tangga kepadanya; dengan memberi barang-barang perhiasan kepadanya.
Dalam lima cara ini O putra kepala keluarga ,seorang istri yang diperlukan demikian oleh suaminya seperti arah barat; mencintainya : menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan baik ; bersikap ramah-tamah terhadap sanak keluarganya kedua belah pihah ; dengan kesetiaan ;dengan menjaga barang-barang yang diberikan suaminya; pandai dan rajin dalam melaksanakan segala tanggung jawabnya.

O putra kepala keluarga,dalam lima cara seorang saumi memperlakukan istrinya seperti arah barat.Dalam lima cara inilah seorang istri mencintai istrinya .Demikianlah arah barat ini dilindungi, diselamatkan dan diamankan olehnya.

31. O putra kepala keluarga ,dalam lima cara seorang warga keluarga memperlakukan sahabat-sahabat dan kawan-kawannya seperti arah utara: dengan bermurah hati; berlaku ramah tamah;memberikan bantuan; dengan memperlakukan mereka seperti ia memperlakukan dirinya sendiri; dengan berbuat sebaik ucapannya
Dalam lima cara ini,O putra kepala keluarga,sahabat-sahabat dan kawan-kawan yang diperlakukan demikian oleh seorang warga keluarga seperti arah utara, mencintainya: meredka melindunginya sewaktu ia lengah; mereka melindungi harta miliknya sewaktu ia lengah; mereka menjadi pelindung serwaktu ia berada dalam bahaya; mereka tidak akan meninggalkannya sewaktu ia sedang dalam kesulitan; mereka menghormati keluarganya.

32. O putra kepala keluarga ,Dalam lima cara seorang majikan memperlakukan pelayan-pelayan dan karyawan-karyawannya seperti arah bawah : dengan memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka; dengan memberikan mereka makanan dan upah ; dengan merawat mereka sewaktu mereka sakait ; dengan memberikan cuti pada waktgu-waktu tertentu.
Dalam lima cara ini, O putra kepala keluarga , pelayan-pelayan dan karyawan-karyawan yang diperlukan demikian oleh seorang majikan seperti arah bawah,akan mencintainya : mereka bangun lebih pagi daripadanya; mereka merebahkan diri untuk beristirahat setelahnya;mereka merasa puas dengan apa yang diberikan kepada mereka; mereka melakukan kewajiban-kewajiban mereka dengan baik; di manapun mereka berada mereka akan memuji ajikannya,memuji keharuman namanya.

O putra kepala keluarga ,dalam lima cara inilah seorang majikan memperlakukan pelayan-pelayan dan karyawan-karyawannya seperti arah bawah. Dalam lima cara inilah pelayan-pelayan dan karyawan-karyawan mencintainya . Demikian arah bawah ini dilindungi ,diselamatkan dan diamankan olehnya.

33. O putra kepala keluarga ,dalam lima cara seorang warga keluarga harus memperlakukan para pertapa dan brahmana seperti arah atas : dengan cinta kasih dalam perbuatan ; dengn cinta kasih dalam perkataan ; dengan cinta kasih dalam pikiran ; membuka pintu rumah bagi mereka [mempersilahkan mereka]; menunjang kebutuhan hidup mereka pada waktu-waktu tertentu.

Dalam enam cara ini, O putra kepala keluarga,para pertapa dan brahmana yang diperlukan dxemikian oleh seorang warga keluarga seperti arah atas; akan menunjukkan kecintaan mereka : mereka mencegah mereka berbuat jahat; mereka menganjurkan ia berbuat baik; mereka mencintainya dengan pikiran penuh kasih sayang ;mereka mengajarkan apa yang belum pernah ia dengar ; mereka membenarkan dan memurnikan apa yang pernah ia dengar; mereka menunjukkan ia jalan ke surga.

O putra kepala keluarga,dalam lima cara inilah seorang warga keluarga memperlakukan para pertapa dan brahnmana seperti arah atas. Dalam enam cara inilah para pertapa dan brahmana menunjukkan kecintaan mereka kepadanya .Demikianlah arah atas ini dilindungi,diselamatkan dan diamankan olehnya.
Demikian sabda Sang Bhagava.

34. Dan setelah Sang Sugata berkata demikian,Sang Guru [sattha]berkata lebih lanjut;
Ibu dan Ayah adalah arah timur,
Dan guru-guru adalah arah selatan
Istri dan anak-anak adalah arah barat,
Dan sahabat-sahabat adalah serta keluarga adalah arah utara;
Para pelayan dan karyawan adalah arah bawah
Dan arah atas adalah para pertapa dan brahmana
Semua arah ini harus disembah oleh orang yang
Pantas menjabat sebagai kepala keluarga dalam warganya.

Ia yang bijaksana ,terlatih dalam cara-cara yang bijak
Lemah lembut dan pandai dalam pemujaan ini,
Rendah hati dan patuh,maka ia akan memperoleh kehormatan.
Bangun pagi-pagi,musuh pada kemalasan,
Tak goyah dalaam kemalangan-kemalangan ,kehidupannya
Tanpa cacat ,bijaksana ,maka ia akan memperoleh kehormatan
Bila ia telah mendapatkan cara-cara dan membuat sahabat-sahabat
Menyambut dengan kata-kata yang ramah dan hati yang tulus
Dan ia dapat memberi petunjuk dan nasehat yang bijaksana
Dan membimbing sahabat-sahabatnya,maka ia akan memperoleh kehormatan.

Tangan pemberi,ucapan ramah tamah
Kehidupan penuh pengabdian ,tak membedakan diri sendiri
Dengan orang lain,seperti diminta keadaan:
Inilah yang membuat dunia berputar
Seperti as memberikan jasa pada majunya kereta
Dan bila hal-hal demikian tidak ada,tiada seorang ibu akan menerima
Pengormatan dan penghargaan yang seharusnya diberikan oleh anak-anaknya
Juga sang ayah yang seharusnya memperoleh hal-hal ini dari anak-anaknya
Dan karena para bijaksana dengan tepat memuji akan hal-hal ini
Meredka memperoleh keluhuran dan pujian manusia.

Setalah Beliau selesai berkata demikian,Sigala ,putra kepala keluarga itu,berkata kepada sang Bhagava: “Sungguh mengangumkan ,Bhanthe ! Sama halnya seperti seseorang menegakkan kembali apa yang telah roboh ,memperlihatkan apa yang tersembunyi ,menunjukkan jalan benar kepada yang tersesat ,atau memberikan cahaya dalam kegelapan: agar mereka yang mempunyai mata dapat melihat benda-benda di sekitarnya . Demikian pula,dengan berbagi macam dhamma telah dibabarkan oleh sang Bhagava,Dhamma serta Sangha.Semoga Sang Bhagava berkenan menerima aku sebagai seorang upasaka,yang sejak hari ini sampai selama-lamanya telah menyatakan berlindung kepada Buddha,Dhamma serta Sangha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar