Selasa, 16 Maret 2010

SAMPASADANIYA SUTTA

SAMPASADANIYA SUTTA

1. Demikian yang telah kami dengar:
Ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Nalanda, di Hutan Mangga Pavarika. Kemudian bhikkhu Sariputta menemui Sang Bhagava, memberi hormat daD duduk di sampingNya. Ketika telah duduk di sana, bhikkhu Sariputta berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, demikianlah keyakinan yang kami miliki terhadap Sang Bhagava, bahwasanya tidak pernah ada samana at au brahmana manapun, baik dari masa yang lampau, yang akan datang maupun yang sekarang, yang mempunyai pengetahuap lebih tinggi, daripada Sang Bhagava dalam hal Penerangan Sempurna (Sambodhi)". .
"Sariputta, sungguh lilac biasa daD sungguh gagah kata-kata yang kau ucapkan itu. Dengan suara bagaikan raungan singa, engkau menyatakan:' "Bhante, demikianlah keyakinan yang kami miliki terhadap Sang Bhagava, bahwasanya tidak pernah ada sam ana atau brahmana manapun, baik dari masa lampau, yang akan datang maupun sekarang, yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi daripada Bhagava dalam hat Penerangan Sempurna (Sambodhi)."

2. "Sariputta, apakah dengan pikiranmu engkau dapat mengetahui pikiran para Bhagava, Arahat, Sammasambuddha yang pernah ada pada masa lampau bahwa mereka memiliki gila demikian, memiliki ajaran (dhamma) demikian, memiliki kebi¬jaksanaan (panna) demikian, memiliki cara hidup (vihara dhamma) demikian, memiliki kebebasan (vimutti) demikian?"
"Tidak, Bhcmte."
"Sariputta, apakah dengan pikiranmu engkau dapat menge¬
tahui pikiran para Bhagava, Arahat, Sammasambuddha yang akan ada pada masa yang akan datang, bahwa mereka akan memiliki gila demikian, memiliki ajaran demikian, memiliki

58

_. -.. - _ ¬
_- = '- - _.. ..

..


kebijaksanaan demikian, memiliki cara hidup demikian, memi¬likt kebebasan demikian? "
"Tidak, Bhante."
"Sariputta, apakah dengan pikiranmu engkau dapafmenge¬
tahui pikiran-Ku, yang sekarang sebagai seorang Arahat, Sam¬masambuddha, bahwa Aku memiliki sila demikian, memiliki ajaran demikian, memiliki kebijaksanaan demikian, memiliki cara hidup demikian, memiliki kebebasan demikian?"
"Tidak, Bhante."
"Sariputta, dalam hal ini engkau sebenarnya tidak memiliki
pengetahuan daD kemampuan untuk mengetahui pikiran (ceto¬pariya-nana) para Arahat, Sammasambuddha, baik dad masa lampau, yang akan datang maupun sekarang. Tetapi Sariputta, mengapa sungguh luar biasa daD sunggu.h gagah kata-kata yang kau ucapkan itu? Dengan suara bagaikan raungan singa, engkau menyatakan: "Bhante, demikianlah keyakinan yang kami miliki terhadap Sang Bhagava, bahwasanya tidak pernah ada samana atau brahmana siapa pun, baik dad masa lampau, yang akan datang maupun sekarang, yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi daripada Sang Bhagava dalam hal Penerangan Sempurna (Sambodhi)? "
"Bhante, sebenarnya kami tidak memilikipengetahuan daD kemampuan untuk mengetahui pikiran para Arahat, Sammasam¬buddha, baik dad masa lampau, yang akan datang maupun sekarang. Tetapi, meskipun demikian kami memiliki pengeta¬
huan tentang tradisi Dhamma (Dhammanvayo)."
"Bhante, sarna seperti perbatasan-negara milik seorang raja yang mempunyai benteng yang kokoh, dengan dinding daD me¬
nara penjagaan yang kuat daD hanya mempunyai sebuah pintu . saja. Dan di sana, ada seorang penjaga pintu yang pandai, berpengalaman serta cerdas, yang akan mengusir orang-orang yang tidak dikenal daD hanya mengijinkan masilk orang-orang yang dikenal saja. Ketika ia memeriksa dengan menyusuri jalan

59


yang mengelilingi dinding benteng-negara itu, ia tidak melihat adanya sebuah lubang atau celah, di dinding benteng-negara itu, yang cukup untuk dilewati oleh binatang, sekali pun hanya sekecil seeker kucing. Dan ia berpikir: "Seberapa pun besarnya mahluk-mahluk yang akan masuk atau meninggalkan negara ini, mereka semua hanya dapat melalui pintu ini."
"Bhante, hanya dengan cara demikian aku memiliki pe¬ngetahuan tentang tradisi Dhamma (Dhammanvayo). Oleh kar

_..
na, para Bhagava, Arahat, Sammasambtiddha yang pernah a
pada masa lampau, dengan meninggalkan lima rintangan bat n (pancanivarana)dan noda-noda pikiran (citta-upakkilesa) mela¬lui kekuatan kebijaksanaan, dan dengan pikiran yang terpusat baik pada empat landasan kesadaran (cattarosatipatthana), serta mengembangkan dengan sempurna tujuh faktor Penerangan Sempurna (satta-sambojjhanga), maka mereka telah mencapai kesempurnaan sepenuhnya dalam Penerangan Sempurna (Sam¬bodhi) yang tiada bandingannya (anuttara)."
"Demikian juga, Bhante, oleh karena pada Bhagava, Ara¬hat, Sammasambuddha yang akan datang, dengan meninggalkan lima rintangan batin dan noda-noda pikiran melalui kekuatan ke-bijaksanaan, dan dengan pikiran yang terpusat baik pada empat landasan kesadaran, serta mengembangkan dengan sempurna tujuh faktor Peneran_an Sempurna, maka mereka telah menca¬pai kesempurnaan sepenuhnya dalam Penerangan Sempurna (Sambodhi) yang tiada bandingannya (anuttara)."
"Dan Bhante sendiri, yang kini sebagai Bhagava, Arahat, Sammasambuddha masa sekarang, dengan meninggalkan lima rintangan batin dan nod a-nod a pikiran melalui kekuatan kebijak¬sanaan, dan dengan pikiran yang terpusat baik pada empat landasan kesadaran serta mengembangkan dengan sempurna tujuh faktor Penerangan Sempurna, telah mencapai kesempur¬naan sepenuhnya dalam Penerangan Sempurna (Sambodhi) yang tiada bandingannya (anuttara).'1

60

- - - -_ . - _..__.
_- ----¬---¬

=
"Bhante, pada suatu ketika aku pergi menemui Sang Bha¬gava untuk mendengarkan khotbah Dhamma. kemudian, Bhante, Sang Bhagava mengajarkan Dhamma kepadaku, yang masing¬masing pokok selalu lebih tinggi daripada yang belakangan, dengan dibandingkan terhadap hal':hal yang terang daD hal-hal yang gelap. Bhante; sewaktu Sang Bhagava mengajarkan Dham¬ma kepadaku, yang masing-masing pokok selalu lebih tinggi daripada yang belakangan, dengan dibandingkan terhadap hal¬hal yang terang daD hal-hal yang gelap, maka kami mengerti Dhamma itu, satu Dhamma di antara Dhamma-Dhamma lain yang sempurna, daD kami menjadi yakin terhadap Sang Guru (Sattha). Dalam hati aku mengakui: "Sang Bhagava adalah Sammasambuddha; Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagava; Sangha telah bertindak baik."

3. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan hal-hal mulia (kusala-dhamma), yaitu: empat landasan kesadaran (cattaro satipatthana); empat usaha benar (cattaro sammappadhana); empat jalan kesuksesan (cattaro iddhipada); lima kemampuan (pancaindriya); lima kekuatan (panca-bala); tujuh faktor Penerangan Sempurna (satta sambojjhanga); Jalan Mulia berfaktor delapan (ariya attahangika magga)."
"Di sini, Bhante, seorang bhikkhu dengan menghancurkan kekotoran-kekotoran batin (asava) yang ada dalam dirinya, daD dengan tidak adanya kekotoran-kekotoran batin (anasava), maka pad a masa kehidupan s_karang ini juga, setelah mengetahui daD menyadarinya sendiri, ia berdiam dalam keadaan pencapaian kebebasan pikiran (ceto-vimutti) daD kebebasan melalui kebijak¬sanaan (panna-vimutti)."
"Bhante, inilah ajaran tentang hal-hal mulia yang tak dapat dibandingi, yang telah dipahami sepenuhnya oleh Sang Bhaga¬va; daD di luar apa yang dipahami Sang Bhagava, tak ada lagi

61

I _


[if::r
r ,Ii
',II'I II
'I.
I
I

Lt II .

"II

'II

II "
II I
I

.\'

'h'

"I'II'!

, 1)11 'I
II '
II'!
} '\\ I,III!I I I' II IMllr!

:_, III

I\

"'I!';
I_I II '!\
Ie 'illi!1

I_

.II 0 II I
'_I III", i! ,II

'II II ," In 1111

\,

yang dapat dimengerti lebih tinggi. Demikian juga, tidak pernah ada'samana atau brahmana, manapun, yang mempunyai penge¬tahuan lebih tinggi daripada Sang Bhagava berkenaan dengan hal-hal niulia ini."

4. "Begitu juga, Bhante, dalam hat ini tak dapat dibandingi eara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenan dengan manifestasi landasan indria (ayatanappannatti). Bhante, inilah enam landasan indria dalam dan loaf (eha-ajjhattika bahira ayatana); mata dan obyek penglihatan; telinga dan suara; hi dung dan bebauan; lidah dan obyek yang dikeeap; badan dan obyek yang dapat disentuh; pikiran dan obyek pikiran (dhamma)."
"Bhante, inilah ajaran tentang manifestasi landasan indria yang tak dapat dibandingi, yang telah dipahami sepenuhI!ya oleh Sang Bhagava, dan di loaf apa yang dipahami oleh Sang Bhaga¬va, tak ada lagi yang dapat dimengerti lebih tinggi. Demikianlah juga, tidak pernah ada sam ana at au brahmana siapapun, yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi daripada Sang Bhagava berkenaan dengan manifestasi landasan indria ini.1I

I
I
I I I
I
I

5. Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi eara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan hal memasuki kandungan (gabbhavakkanti). Bhante, terdapat empat maeam earn memasuki kandungan, yaitu:
Dalam hal ini, Bhante, seorang mahluk tidak tabu (asampa¬jano) sewaktu memasuki kandungan ibu, tidak tabu sewaktu berdiam dalam kandungan ibu, dan juga tidak tabu sewaklu berlalu.dari kandungan ibu. Inilah eara memasuki kandungan yang pertama.
Selanjutnya, Bhante, seorang mahluk tabu (sampajano) se¬waktu memasuki kandungan ibu, tetapi ia tidak tabu sewaktu berdiam dalam kandungan ibu, dan juga tidak tabu sewaktu berlalu dari kandungan ibu. Inilah earn memasuki kandungan yang yang kedua.

62

--- _
.- _

--=-- =


Selanjutnya, Bhante, seorang mahluk tabu sewaktu mema¬suki kandungan ibu, juga tabu sewaktu berdiam dalam kan¬dungan ibu; tetapi, ia tidaktahu sewaktu berlalu dad kandungan ibu. Inilah cara memasuki kandungan yang yang ketiga.
Selanjutnya, Bhante, seorang mahl,uk tabu sewaktu mema¬suki kandungan ibu, tabu sewaktu berlalu dad kandungan ibu. Inilah cara memasuki kandungan yang keempat.
Bhante, inilah ajaran tentang hal memasuki kandungan yang tak dapat dibandingi.

6. Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan kemampuan-kemampuan menebak pikiran (adesanavi¬dha). Bhante, terdapat empat macam kemampuan menebak pi¬kiran, yaitu:
Dalam hal ini, Bhante, sese orang dapat menebak pikiran, dengan melalui tanda-tanda (nimitta) yang terlihat; "Pikiran (mano) anda adalah demikian, pikiran and a adalah seperti ini, batin (citta) anda adalah seperti itu". dan seberapa pun ban yak¬nya ia dapat menebak pikiran, namun kemampuannya hanya begitu saja, dan untuk yang lain tidak dapat. Inilah kemampuan . menebak pikiran yang pertama.
Dalam hal ini, Bhante, seseorang dapat menebak pikiran .
tidak dengan melalui tanda-tanda yang terlihat, tetapi dengan melalui mendengarkan suara manusia (manussa) atau yang bukan manusia (ammanussa), atau para dewa (devata): "Pikiran and a adalah demikian, pikiran and a adalah seperti ini, batin anda adalah seperti itu". Dan seberapa pun banyaknya ia dapat me¬nebak pikiran, namun kemampuannya hanya begitu saja, dan untuk yang lain dapat. Inilah kemampuan menebak pikiran yang kedua.
Dalam hal ini, Bhante, seseorang dapat menebak pikiran tidak dengan tanda-tanda yang terlihat dan juga tidak dengan

63


, ,
I

melalui mendengarkan suara m,anusia at au yang bukan manusia atau para dewa, tetapi dengan melalui merasakan getaran pikiran (vittakavipphara-saddam) seseorang, yang disebabkan oleh vit¬taka (pengarahan pikiran pada obyek) daD vicara (memperta¬hankan pikiran pada obyek): "Pikiran anda adalah demikian, pikiran anda adalah seperti ini, batin anda adalah seperti itu". Dan seberapa pun banyaknya ia dapat menebak pikiran, namun kemampuannya hanya begitu saja, daD untuk yang lain tidak dapat. Inilah kemampuan menebak pikiran yang ketiga.
Dalam hal ini, Bhante, seseorang dapat menebak pikiran ti¬dak dengan melalui tanda-tanda yang terlihat, tidak dengan me¬lalui mendengarkan sua'ra manusia at au yang bukan manusia atau para dewa, daD juga tidak dengan melalui cara merasakan getaran pikiran seseorang, yang disebabkan oleh vittaka daD vicara; tetapi, seseorang, yang setelah mencapai samadhi tanpa disertai vittaka daD vicara, dengan pikirannya dapat mengetahui pikiran orang lain: "Sarna seperti arab dari kegiatan pikiran (mano sankhara) orang yang baik ini, maka pikiran-pikiran demikian akan merupakan arab pikirannya yang selanjutnya". Dan seberapa pun banyaknya ia dapat menebak pikiran, namun kemampuannya hanya begitu saja, daD untuk yang lain tidak dapat. Inilah kemampuan menebak pikiran yang keempat.
Bhante, inilah ajaran tentang kemampuan-kemampuan me¬
nebak pikiran yang tak dapat dibandingi. . .
I.

7. Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan pencapaian-pencapaian pandangan, yaitu:
Dalam hal ,ini, Bhante, sam ana atau brahmana siapa pun, yang engan melalui semangat (attapi), usaha (padhana), kete¬kun_n (anuyoga), kewaspadaan (appamada) daD pemikiran yang benar (sammamanasikara), maka ia akan dapat memusatkan pi¬kirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬

64 .

pH. .::::::-- -=- -"---'-- - _ - - - ¬


_.

kan bagian-bagian tubuh ini, dari telapak kaki ke atas dan dari puncak kepala ke bawah; yang terselubung kulit dan penuh kotoran. Dalam tubuh ini terdapat: rambut, buIll, kuku, gigi, kulit, daging, otot, tulang, sumsum, ginjaI, jantung, hati, selaput, limpa, pam-pam, usus, selaput usus, isi perut, tinja, empedu, getah Iambung, nanah, darah, keringat, Iemak, air mata, minyak kulit, ludah, ingus, Iemak sendi dan air kemih. Inilah pencapaian pandangan yang pertama.
Dalam hal ini, Bhante, sam ana atau brahmana siapa pun, yang dengan melalui semangat (attapi), usaha (padhana), kete¬kunan (anuyoga), kewaspadaan (appamada) dan pemikiran yang benar (samma-manasikara), maka ia akan dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬kan bagian-bagian tubuh ini, dari telapa kaki ke atas dan dari puncak kepala ke bawah; yang terselubung kulit dan penuh ke¬kotoran. Dalam tubuh ini terdapat; ram but, buIll, kuku, gigi, kulit, daging, otm, tulang sumsum, ginjal, jantung, hati, selaput, limpa, pam-par4, usus, selaput usus, isi perut, tinja, empedu, getahlambung, nanab, darah, keringat, lemak, air mata, minyak kulit, ludah, ingus, lemak sendi dan air kemih. Selanjutnya ia merenungkan terhadap kerangka manusia yang diselubungi de¬ngan kulit, daging dan darah. Inilah pencapaian pandangan yang kedua.
Dalam hal ini, Bhante, gamma atau brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat (attapi), usaha (padhana), ketekunan (anuyoga),kewaspadaan (appamada) dan pemikiran yang benar (samma-manasikara), maka ia akan dapat memusat¬kan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia mere¬nungkan bagian-bagian tubuh ini, dad telapak kaki ke at as dan dad puncak kepala ke bawah; yang terselubung kulit dan penuh kekotoran. Dalam tubuh ini terdapat: rambut, buIll, kuku, gigi, kulit, daging, otot, tulang, sumsum, ginjal, jantung, hati, selaput, limpa, pam-pam, usus, selaput usus. isi perut, tinja, empedu, ¬

65


- jllllllll
,.il!111
. I

f'll'"
II m
II

getah lambung, nanah, darah, keringat, lemak, air mata, minyak kulit, ludah, ingus, lemak sendi dcin air kemih. la merenungkan kerangka manusia y_ng diselubungi dengan kulit, daging dan darah. Selanjutnya ia merenungkan terhadap arus kesadaran (vinnana-sota) manusia yang dapat terus berlangsung dalam dunia ini dan dalam dunia selanjutnya. Inilah pencapaian pan¬dangan yang ketiga.
Dalam hal ini, Bhante, samana atau brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat (attapi), usaha (padhana), ketekunan (anuyoga), kewaspadaan (appamada) dan pemikiran yang benar (samma-manasikara), maka ia akan dapat memusat¬kan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia mere¬nungkan bagian-bagian tubuh ini, dari telapak kaki ke at as dan dari puncak kepala ke bawah; yang terselubung kulit dan penuh kekotoran. Dalam tubuh ini terdapat: rambut, buill, kuku, gigi, kulit, daging, otot, tulang, sumsum, ginjal, jantung, hati, sela¬put, limpa, paru-pam, usus, selaput usus, isi perut, tinja, empe¬du, getah lambung, nanah, darah, keringat, lemak, air mata, minyak kulit, liJdah, ingus, lemak sendi dan air kemih. la merenungkan kerangka manusia yang diselubungi dengan kulit, daging dan darah. Selanjutnya ia merenungkan terhadap arus kesadaran manusia, yang dapat terus berlangsung tidak dalam dunia ini maupun dalam dunia selanjutnya. Inilah pencapaian pandangan yang keempat.
Blfante, inilah ajaran tentang pencapaian-pencapaian pan¬dangan yang tak dapatdibandingi.

II .1

:t II

I I.,

_II .111111, !I
I
\

.1

11 . il
to "

Iii i I ".i"" I
"

1111
'I' , III

8. Begitu juga, Bhante dalam hal ini tak dapat dibandingi car a Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan penggolongan individu (puggala pannatti). Bhante; ter¬dapat tujuh macam individu, yaitu: 'orang yang terbebas melalui dua cara (ubhatobhaga vimutto); orang yang terbebas melalui kebijaksanaan (panna vimutto); orang yang terbebas melalui

II:"

'_I II

66

, i_ I

...J ¬

- ;; ;;:- _ =- =-:::::. . = z- :z:::: -==r '!::! =- -=- ¬

----------¬


penyadaran terhadap badan jasmani (kaya-sakkhi); orang yang terbebas melalui pandangan (ditthi-patto); orang yang terbebas melalui keyakinan (saddh-vimutto); orang yang terbebas karena telah menyadari hakekat Kebenaran (Dhammanusari); daD orang yang terbebas karena mengikuti ajaran keyakinan (saddha-nu¬sari). 0
Bhante, inilah ajaran tentang penggolongan individu yang tak dapat dibandingi.

9. Begitu juga, Bhante, dalam hal ini .tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan usaha (padhana). Bhante, terdapat tujuh faktor penerang¬an sempurna (satta sambojjhanga), yaitu: faktor pellerangan sempurna kesadaran (sati sambojihanga); faktor penerangan sempurna-penelitian terhadap kebenaran (dhammavicaya sam¬bojjhanga); faktor penerangan sempurna semangat (viriya sam- 0
bojjhanga); faktor penerangan sempurna gairah (piti sambojj¬hanga); faktor penerangan sempurna ketentraman (pasaddhf sambojjhanga); faktor penerangan sempurna konsentrasi (sa¬madhi sambojjhanga); daD faktor penerangan sempurna keseim¬bangan batin (upekkha sambojjhanga).
Bhante, inilah ajaran tentang usaha (padhana) yang tak dapat dibandingi.

10. Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan ukuran kemajuan praktek (patipada). IBhante, terdapat empat macam ukuran kemajuan praktek, yaitu: praktek yang sukar dengan kemajuan lambat (dukkha patipada dandhabhin¬na); praktek yang sukar dengan kemajuan cepat (dukkha patipa¬da dankhippabhinna); praktek yang mudah dengan kemajuan cepat (sukha patipada khippabhinna); daD praktek yang mudah dengan kemajuan cepat (sukha patipada khippabhinna).

oJ

67
"Bhante, di sini praktek yang sukar dengan kemajuan lam¬bat itu dianggap rendah karena dua hal, yaitu karena daD sukar¬nya maupun karena dari lambatnya. Bhante, di sini praktek yang sukar dengan kemajuan cepat itu dianggap rendah, yaitu, karena dad sukarnya. Bhante, di sini praktek yang mudah dengan ke¬majuan lambat itu dianggap rendah, yaitu karena dari lambatnya.
. Bhante, di sini praktek yang mudah dengan kemajuan cepat itu dianggap mulia karena dua hal, yaitu karena mudahnya maupun karena dari cepatriya."
"Bhante, inilah ajaran tentang ukuran kemajuan yang tak dapat dibandingi."

11. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan tingkah laku pembicaraan (bhassa-samacara). Dalam hal ini, Bhante, seseorang seharusnya tidak 1)anya tidak berbicara bohong saja, tetapi juga, dalam berusaha memenangkan per¬soalan dirinya sendiri, ia seharusnya tidak mengucapkan kata¬kata fitnah (vebhutiya-vaca), kata-kata kasar (pisunavaca) daD kata-kata kemarahan (sarambha-vaca); ia selalu mengucapkan kata-kata dengan lembut tentang kebijaksanaan, yang berharga untuk diingat, daD diucapkan pada waktu yang sesuai."
"Bhante, inilah ajaran tentang tingkah laku pembicaraan yang tak dapat dibandingi."

'_

12. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan laku gila {Ilanusia (purisa gila samacara). Dalam hal ini, Bhante, seseorang berwatak benar (sacca) daD yakin (saddha); bukan penipu (na kuhaka), bukan pembujuk (na lapaka), bukan pengecoh (na nemittika), bukan pemerdaya (na nipphesika) daD bukan seorang yang tamak untuk memperoleh keuntungan; ia menjaga pintu-pintu indrianya (indriyesu guttadvaro), bersikap

68


sedang-dalam hal makan (bhojane mattannu), bersikap adil (samakari) tidak lengah tetapi tekun Uagariyanuyoga), tidak malas (atandito), penuh semangat daD rajin (aradhaviriya),ahli dalam jhana, memiliki kesadaran (sati), berbicara de_gan sopan (kalyanapatibhano), pandai (gatima), cerdas (dhitima), terpelajar (matima), tidak melekat pada nafsu infria, tetapi memiliki kesa¬daran daD berhati-hati (nipako)."
"Bhante, inilah ajaran tentanglaku gila inanusia yang tak dapat dibandingi."

13. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan cara_cara pengajaran (anusasana vidha). Bhante, terdapat empat macam cara pengajaran, yaitu:
'Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiranNya yang bijaksana (yoniso manasikara), bahwa apabila seseorang melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghan¬curan total terhadap tiga belenggu (sannojana), orang ini akan menjadi sotapanna (pemenang-arus); ia akan terlepas dad ke¬sengsaraan-kesengsaraan daD pada masa mendatang ia pasti mencapai Penerangan Sempuma (sambodhi).
Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa apabila seseorang melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap tiga belenggu, juga setelah menghancurkan nafsu indria (raga), kebencian (dosa) daD ketidaktahuan (moha), orang ini akan menjadi sakadagami, daD hanya sekali lagi saja lahir kembli ke dunia ini untuk mengakhiri penderitaan." .
"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa apabila seseorang melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap lima belenggu yang lebih besar (orambhagiya sanojana), orang ini akan lahir kembali secara spontan (opapatika) di alam dewa;

69


dan di sana ia akan mencapai nibbana, yang karenanya ia tidak akan pernah kembalilagi ke dunia (anagami)."
"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa apabila seseorang melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap
. kekotoran-kekotoran batin (asava), dan dengan tidak adanya kekotoran-kekotoran batin (anasava), maka pada masa kehidu¬pan sekarang ini juga, setelah mengetahui dan menyadarinya sendiri, orang ini berdiam dalam keadaan pencapaian kebebasan pikiran (ceto vimutti) dan kebebasan melalui kebijaksanaan (pannavimutti). "
"Bhante, inilah ajaran tentang cara-cara pengajaran yang tak dapat dibandingi."

14. "Begitu juga, Bhante, dalam hat ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan pengetahuan kebebasan yang akan dicapai oleh orang¬rang tertentu (puggala vimutti-nana)."
"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa sese orang, apabila melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap tiga belenggu, orang ini akan menjadi Sotapanna (pemenang arus); ia akan terlepas dari kesengsaraan-kesengsaraan dan pada mas_a mendatang ia pasti mencapai Penerangan Sempurna (Sambodhi)."
"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran¬NYa yang bijaksana, bahwa seseorang, apabila melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap tiga belenggu, juga setelah menghancurkan nafsu indria (raga), kebencian (dosa) dan ketidaktahuan (moha), orang ini akan menjadi sakadagami, dan hanya sekali lagi saja lahir . kembali ke dunia ini untuk mengakhiri penderitaan."

70

'-""-'-_ __ .:-.¬


I '-"""_""'.

"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa seseorang, apabila melaksanakaIi apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap lima belenggu yang lebih besar (orambkagiya sannojana), orang ini akan lahir kembali secara spcintan (opapatika) di alam dewa; daD di sana ia akan mencapai nibbana, yang karenanya ia tidak akan pernah lahir kembali ke dunia (anagami)."
"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa seseorang, apabila melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap kekotoran-kekotoran batin (asava), dail dengan tidak adanya kek_toran-kekotoran batin (anasava), maka, pada masa kehidu¬pan sekarang ini juga, setelah mengetahui'dan menyadarinya sendiri, orang ini berdiam dalam keadaan pencapaian kebebasan pikiran (ceto vimutti). daD kebebasan melalui kebijaksanaan (panna vimutti)."
"Bhante, inilah ajaran tentang pengetahuan kebebasan yang akan dicapai oleh orang-orang tertentu (puggala vimutti Dana) yang tak dapat dibandingi."

15. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan 'faham tentang kekelahan' (sassata-vada)."
"Bhante, terdapat tiga macam 'faham tentang kelelahan', yaitu: .
'Dalam hal ini, Bhante, samana atau brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kew'aS¬padaan daD pemikiran yang bellar, ,maka ia dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬kan berbagai macam kelahirannya pada masa lampau: pada satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, duapuluh kelahiran, tigapuluh kelahiran, empatpuluh kelahiran, limapuluh kelahiran, seratus

71

: . ,j


I_"'" ,"

"Bhante, Sang Bhagava mengetahui .melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa seseorang, apabila meiaksanakall apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap lima belenggu yang lebih besar (orambkagiya sannojana), orang ini akan lahir kembali secara spontan (opapatika) di alam dewa; daD di sana ia akan mencapai nibbana, yang karenanya ia tidak akan pernah lahir kembali ke dunia (anagami)."
"Bhante, Sang Bhagava mengetahui melalui pemikiran-Nya yang bijaksana, bahwa seseorang, apabila melaksanakan apa yang Beliau ajarkan, maka dengan penghancuran total terhadap kekotoran-kekotoran batin (asava), dail dengan tidak adanya kekotoran-kekotoran batin (anasava), maka, pada masa kehidu¬pan'sekarang ini juga, setelah mengetahui daD menyadarinya sendiri, orang ini berdiam dalam keadaan pencapaian kebebasan pikiran (ceto vimutti). daD kebebasan melalui kebijaksanaan (panna vimutti)."
"Bhante, inilah ajaran tentang pengetahuan kebebasan yang akan dicapai oleh orang-orang tertentu (puggala vimutti Dana) yang tak dapat dibandingi."

15. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan 'faham tentang kekelahan' (sassata-vada)."
"Bhante, terdapat tiga macam 'faham tentang kelelahan', yaitu: ,
'Dalam hal ini, Bhante, samana atau brahmana yang maria pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kew'as¬padaan daD pemikiran yang benar,maka ia dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬kan berbagai macam kelahirannya pada masa lampau: pad a satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, duapuluh kelahiran, tigapuluh kelahiran, empatpuluh kelahiran, limapuluh kelahiran, stratus

71

j
\
kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, beberapa ratu's kelahiran, beberapa ribu kelahiran, beberapa ratus ribu kelahiran, secara begini: Di suatu tempat demikian, namaku adalah demikian,keluargaku adalah de"mikian; suku bangsaku adalah demikian, makanan ku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan demikian, batas usiaku adalah sekian tahun. Kemudian, setelah aku berlalu dari keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian: di sana namaku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian makananku adalah demikian, aku mengalami kebahangian dan penderitaan demikian, batas usiaku, adalah sekian tahun. Dan setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemud¬ian aku aku lahir kembali di sini. Demikianlah ia dapat mengin¬gat kembali bermacam-macam kelahirannya pada masa lampau, dengan berbagai ragamnya dengan berbagai keterangannya. Dan ia berkata kepada dirinya sendiri: pada masa yang lampau,aku mengetahui apakah dunia ini pernah mengalami proses perkem¬bangan (samvatta), atau pernah mengalami proses kehancuran (vivatta). Tetapi aku tidak mengetahui masa yang akan datang: apakah dunia akan mengalami proses perkembangan atau akan mengalami proses kehancuran. Baik jiwa (atta) maupun dunia (toka) adalah kekaladanya, tidak membentuk sesuatu yang ham, tetap'_hagaikan puncak glinting karang atau bagaikan tiang yang terpancang kokoh. Dan walaupun mahluk-mahluk berpindah¬pindah, mati dan lahir kembali dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya, namun demikian mereka tetap kekal selamanya. Inilah 'faham tentang kekalan' yang pertama.
"Dalam hal i"ni, Bhante, samana at au brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kewas¬padaan dan pemikiran yang bellar, maka ia dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬kan berbagai macam kelahirannya pad a masa lampau: pad a satu " proses perkembangan-kehancuran dunia, dua proses perkem¬

72


. bangan-kehancuran dunia, tiga proses perkembangan-kehancu¬ran dunia, empat proses perkembangan-kehancuran dunia, tiga proses perkembangan-kehancuran dunia, sepuluh proses per-kembangan-kehancuran dunia, secara begini: Di suatu tempat demikian, namaku adalah demikian, keluargaku adalah demiki¬an, suku bangsaku adalah demikian, makananku adalah demiki¬an, aku mengalami kebahagiaan daD penderitaan demikian, batas usiaku adalah sekian tahun. Dan setelah aku berlalu daTI keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di suatu tempat demikian: di sana namaku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan daD penderitaan demikian, batas usiaku adalah sekian tahun. Dan setelah aku berlalu daTI keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini. Demikianlah ia dapat mengingat kembali bermacam-macam kelahirannya pada masa lampau, dengan berbagai ragamnya, dengan berbagai kete¬rangannya. Dan ia berkata kepada dirinya sendiri: pada masa yang telah lampau, aku mengetahui apakah dunia ini pernah mengalami proses perkembangan, atau pernah mengalami proses ke-hancuran. Tetapi aku tidak mengetahui masa yang akan datang: apakah dunia akan mengalami proses perkembang¬an atau akan mengalami proses kehancuran. Baik jiwa maupun dunia adalah kekal adanya, tidak membentuk sesuatu yang barn, tetap bagaikan puncak glinting karang atau bagaikan tiang yang terpancang kokoh. Dan walaupun mahluk-mahluk berpindah¬pindah, mati daD lahir kembali daTI satu kehidupan ke kehidupan lainnya, namun demikian mereka tetap kekal selamanya. Inilah 'faham tentang kekalan' yang kedua."
"Dalam hal ini, Bhante, samaRa daD brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kewas¬padaan daD pemikiran yang bellar, maka ia dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬kan berbagai macam kelahirannya pada masa lampau: pada se¬

73
. 1


puluh proses perkembangan-kehancuran donia, dua puluh proses perkembangan-kehancuran donia, tigapuluh proses perkembang¬an-kehancuran donia, empatpuluh proses perkembangan-kehan¬curan dunia: Di suatu tempat demikian, namaku adalah demiki¬an, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demiki¬an, makananku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan daD penderitaan demikian, batas usiaku adalah sekian taboo. Kemudian, setelah aku berlalu dari keadaan itu, aku lahir kembali di suatu adalah demikian, suku bangsaku adalah demi¬kian, makananku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan daD penderitaan demikian, batas usiaku adalah sekian taboo. Dan setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini. demikianlah ia dapat mengingat kembali berma¬cam-macam kelahirannya pada masa lampau, dengan berbagai ragamnya dengan berbagai keterangannya. Dan ia berkata kepada dirinya sendiri: pada masa yang telah lampau, aku mengetahui apakah dunia ini pemah mengalami proses perkem¬bangan, atau pernah mengalami proses kehancuran. Tetapi aku tidak mengetahui masa yang akan datang: apakah dunia akan mengalami proses perkembangan atau akan mengalami proses kehancuran. Baik jiwa maupun dunia adalah kekal adanya, tidak membentuk sesuatu yang baru, tetap bagaikan puncak gunung karang atau bagaikan tiang yang terpancang kokoh. Dan walau¬pun mahluk-mahluk berpindah-pindah, mati daD lahir kembali dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya, Damon demikian mereka tetap kekal selamanya. Inilah 'faham tentang kekekalan' yang ketiga.
"Bhante, inilah ajaran tentang 'faham tentang kekekalan' yang tak dapat dibandingi."
16. "Begitu juga, Bhante, dalam hat ini tak dapat dibandingi car a Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan pengetahuan ingatan terhadap kehidupan-kehidupan lampau (pubbenivasanussati nana)."

74

L.,.=, -_ --_


"Dalam hal ini, Bhante, sam ana atau brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kewas¬padaan dan pemikiran yang bellar, maka ia dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia merenung¬kan berbagai macam kelahirannya pada masa lampau: pada suatu kelahiran, duakelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, duapuluh kelahiran, tigapuluh kelahiran, empatpuluh kelahiran, limapuluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus dbu kelahiran, melalui banyak masa perkembangan (samvatta-kappa), melalui banyak masa kehancuran (vivatta-kappa), dan melalui banyak masa perkembangan-kehancuran (samvatta-vivatta kappa): Di suatu tempat demikian, namaku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, makananku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan demiki¬an, batas usiaku adalah sekian tahun. Kemudian, setelah aku berlalu dad keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian: di sana namaku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku hangsaku aqalah demikian, makananku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan demiki¬an, batas usiaku adalah sekian tahun. Dan setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini. Demikian¬lah ia dapat mengingat kembali bermacam-macam kelahirannya pada masa lampau, dengan berbagai ragamnya, dengan berbagai keterangannya."
"Bhante, terdapat mahluk-mahluk yang panjang usianya tidak dapat diketahui, baik dengan hitungan maupun perkiraan. Dan meskipun sebelumnya mereka pernah hidup dalam bentuk perwujudan (atta-bhava) apap pun juga, apakah yang berbentuk (rupi) atau tidak berbentuk (arupi), memiliki persepsi (sanni), tanpa persepsi (asanni), atau bukan memiliki persepsi dan bukan tanpa persepsi (nevasannisasanni); namun demikian, ia qapat mengingat kembali bermacam-macam kelahiranya pada masa

75

I
.. nllr t.

"lampau, dengan berbagai ragamnya, dengan berbagai keteran¬
gannya. "
"Bhante, inilah ajaran tentang pengetahuan ingatan terhadap kehidupan kehidupan lampau yang tak dapat dibandingi.

Iili

!III

17. Begitu juga, Bhante, dalam hat ini tak dapat dibandingi cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan pengetahuan tentang timbul daD lenyapnya mahluk¬mahluk (cutupapata-nana).
"Dalam hat ini, Bhante, samana atau brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kewas¬padaan daD pemikiran yang bellar, maka ia dapat memusatkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, dengan ke¬manipuan mata-dewa (dibba cakkhu) yang murni, yang melebihi mata manusia, ia dapat melihat bagaimana setelah mahluk¬mahluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain. Ia mengetahui bahwaSanya mahluk-mahluk berada dalam keadaan rendah atau mulia, indah atau jelek, bahagia atau menderita adalah sesuai dengan p'erbuatan-perbuatan mereka sendiri: "Mahhluk-mahluk ini, Saudara, memiliki perbuatan tidak baik melalui jasmani, ucapan daD pikiran, penghina para suci, penganut pandangan-pandangan keliru, daD melakukan
perbuatan-perbuatan menu rut pandangan keliru. Maka, pada saat
t.
kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali
dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alam sik¬saan (vinipata), alam neraka (niraya). Tetapi mahluk-mahluk yang lain, Saudara, memiliki perbuatan baik melalui jasmani, ucapan daD pikiran, bukan penghina para suci, penganut pan¬dangan-pandangan bellar, daD melakukan perbuatan-perbuatan menurut pandangan benar. Maka, pada saat kehancuran tubuh¬nya. setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam bahagia (suggati), alam surga (sagga). Demikianlah, dengan kemampuan mata-dewa yang murni yang melebihi mata manusia, ia melihat

It rJ

II ""11

'1111III'lI,1

If IIIIII 'I'
II

(. 1 ,

Iii'"
II I

I_I': I

_II
I_I

76

t JIll

_.- ¬


bagaimana mahluk-mahluk berlalu daTi satu perwujudan ke perwujudan lain. Ia mengetahui bahwasanya mahluk-mahluk berada dalam keadaan rendah atau mulia, indah atau jelek, bahagia atau menderita, adalah sesuai dengan perbuatan-perbua¬tan mereka sendiri.1I
II Bhante, inilah ajaran tentang pengetahuan timbul clan le¬nyapnya mahluk-mahluk (cutupapata-nana) yang tak dapat di¬bandingi."

18. "Begitu juga, Bhante, dalam hal ini tak dapat dibandingi car a Sang Bhagava membabarkan Dhamma yang berkenaan dengan macam-macam iddhi (perbuatan-perbuatan gaib). Bhante, terdapat dua macam iddhi."
"Bhante, adaiddhiyang masih disertai kekotoran-kekotoran batin (sasava) clan bersifat keduniawian (saupadhi), yang disebut iddhi tidak suci (anariya). Bhante, ada iddhi yang tidak; disertai kekotoran-kekotoran batin (anasava) clan tanpa sifat keduniawi¬an (anupadhi), yang disebut iddhi sud (ariya).
Bhante, apakah iddhi yang masih disertai kekotoran-keko¬loran batin clan bersifat keduniawian, yang disebut iddhi tidak suci itu? Dalam hal ini, Bhante, sam ana atau brahmana yang mana pun, yang dengan melalui semangat, usaha, ketekunan, kewaspadaan clan pemikiran yang bellar, maka ia dapat memu_ satkan pikirannya. Dan setelah pikirannya menjadi teguh, ia melakukan iddhi dalam aneka ragamnya: dari satu ia menjadi banyak atau dari banyak ia kembali menjadikan dirinya satu; ia menjadikan dirinya dapat dilihat atau ia menjadikan dirinya tidak dapat dilihat; tanpa merasa terhalang ia berjalan menem¬busi dinding, benteng atau glinting, seolah-olah berjalan melalui ruang kosong; ia menyelam clan timbul melalui fallah, seolah¬oiah menyelam dalam air; ia berjalan di alas air tanpa tengge¬lam, seolah-olah berjalan di alas tanah; dengan duduk bersila ia melayang-melayang di uqara, seperti seekor burung dengan

77


sayapnya; daD dengan tangan ia dapat meraba bulan daD mata¬harYyang begitu dahsyat daD perkasa; ia dapat pergi mengun¬jungi alam-alam Brahma dengan membawa tubuh kasarnya."
"Bhante, inilah iddhi yang masih disertaikekotoran-kekoto¬ran batin daD bersifat keduniawian, yang disebutiddhi tidak suci.
"Bhante, apakah iddhi yang tidak disertai kekotoran-keko¬loran batin daD tanpa sifat keduniawian, yang disebut iddhi suci itu?Oalam hal ini, Bhante, apabila seorangbhikkhu mengingin-kan berdiam tanpa persepsi akan hal yang menjijikkan di antara hal yang menjijikkan, maka ia dapat berdiam di sana tanpa persepsi akan hal yang menjijikkan; apabila ia menginginkan
. berdiam dengan persepsi akan hal yang menjijikkan di antara hal yang menjijikkan, maka ia dapat berdiam di sana dengan persep¬si akan h>al yang.menjijikkan; apabila ia menginginkan berdiam tanpa persepsi akan hal yang menjijikkan di antara hal yang menjijikkan daD hal yang tidak menjijikkan, maka ia dapat berdiam di sana tanpa persepsi akan hal menjijikkan; apabila ia menginginkan menghindari keduanya, yaitu hal yang menjijik¬kan da.n hal yang tidak menjijikan,.maka ia dapat berdiam disana dengan persepsi akan hal yang menjijikan; atau, apabila ia menginginkan menghindari keduanya, yaiiuhal yang menjijik¬kan dan.,hal yang tidak menjijikkan, daD berdiam dengan seim¬bang serta memiliki kesadaran (sati) daD peilgertian tentang (sampjanna), maka ia dapat berdiam di sana dengan seimbang serta memiliki kesadaran daD pengertian terang.
"Bhante, inilah iddhi yang tidak diserai kekotoran-kekoto¬ran batin daD tanpa sifat keduniawian, yang disebut iddhi suci."
. "Bhante, inilah ajaran tentang macam macam iddhi (perb\la¬tan-perbuatan gaib) yang tak dapat dibandingi, yang telah dipah¬ami sepenuhnya oleh Sang Bhagava; daD di luar apa yang di¬
pahami Sang Bhagava, tak ada lagi yang dapat dimengerti lebih
_ .
tinggi. Demikian juga, tidak pernah ada sam ana atau brahmana

78


yang mana pun, yang memiliki pengetahuan lebih tinggi daripa¬da Sang Bhagava berkenaan dengan macam-macam iddhi ini."

19. "Bhante, apa pun juga yang dapat dicapai oleh seorang warga keluarga yang lJlemiliki keyakinan, semangat daD kekua¬tan; yang dapat dicapai dengan kekuatan manusia, semangat manusia, perjuangan manusia daD daya tahan manusia;, hal itu semuanya telah dicapai oleh Sang Bhagava. Karena _hante, Sang Bhagava tidak lagi melekat pada nafsu kesenangan-kese¬nangan indria, yang rendah, kasar, milik duniawi tidak sud daD tidak memberi manfaat; daD karena, Bhante, Sang Bhagava tidak lagi menjalankan praktek penyiksaan diri, yang menyakitka,n, ,
tidaksuci daD tidak memberi manfaat; maka; Sang Bhagava 'dapat mencapai empat jhana, tingkat batin yang tinggi (abhiceta¬sika), yang membuat Beliau dapat tinggal dengan bahagia pada masa sekarang ini juga, dengan sekehendak hati, tanpa kesuka¬ran daD tanpa kesulitan."
"Bhante, apabila seseorang bertanya: Kawan, Sariputta, apakah pernah ada sam ana atau brahmana yang mana pun pad a masa lampau, yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi dari¬pada Sang Bhagava dalam hal Penerangan Sempurna? Maka ketika i.a bertanya demikian, Bhante, aku berkata tidak ada. Apabila seorang beitanya: Kawan, Sariputta, apakah akan ada samana atau brahmana yang mana pun pada masa yang akan datang, yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi dari pada Sang Bhagava dalam hal Penerangan Sempurna? Maka, ket_ka ia bertanya demikian, Bhante, aku berkata tidak ada: Apabila seseorang bertanya: Kawan, Sariputta, apakah ada sam ana atau brahmana yang mana pun pada masa sekarang, yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi daripada Sang Bhagava dalam hal P'enerangan Sempurna'? Maka ketika ia bertanya demikian, Bhante, aku berkata tidak ada."

79


"Bhante, apabila seseorang bertanya: Kawan, Sariputta, apakah pernah ada sam ana at au brahrnana yang mana pun pada rnasa larnpau, yang rnernpunyai pengetahuan sarna dengan Sang Bhagava dalarn hal Penerangan Sernpurna? Maka ketika ia bertanya dernikian, Bhante, aku berkata ada. Apabila seseorang bertanya: Kawan, Sariputta, apakah akan ada sainana at au brahrnana yang mana pun pada rnasa yang akan datang, yang rnernpunyai pengetahuan sarna dengan Sang Bhagava dalarn hal Penerangan Sernpurna? Maka ketika ia bertanya dernikian, Bhante, aku berkata ada. Apabila sese orang bertanya: Kawan, Sariputta, apakah ada sarnana atau brahrnana yang mana pun pada rnasa sekarang, yang rnernpunyai pengetahuan sarna dengan Sang Bhagava dalarn hal Penerangan Sernpurna? Maka ketika ia bertanya dernikian, Bhante, aku berkata tidak ada."
"Bhante, apabila seseorang bertanya dernikian: Apa sebab bhikkhu Sariputta rnengakui satu hal daD rnengingkari satu hal? Maka ketika ia bertanya dernikian, Bhante, aku rnenjawab: Kawan, dihadapan Sang Bhagava sendiri aku telah rnendengar, dihadapan Sang Bhagava sendiri aku telah diberitahu bahwasa¬nya para Arahat, Sarnrnasarnbuddha pad a rnasa larnpau telah rnerniliki pengetahuiln yang sarna dalarn hal Penerangan Sern¬purna. Hal ini, kawan, dihadapan Sang Bhagava sendiri aku telah rnendengar, dihadapan Sang Bhagava sendiri aku telah diberitf!hu, bahwasanya para Arahat, Sarnrnasarnbuddha pada rnasa yang akan datang akanrnerniliki pengetahuan yang sarna dalarn hal Penerangan Sernpurria. Hal ini, kawan, dihadapan Sang Bhagava sendiri aku telah rnendengar, dihadapan Sang Bhagava sendiri aku telah rnernberitahu, bahwasanya tidaklah rnungkin, tidak pernah terjadi daD suatu keadaan yang tidak pernah ada, apabila dalarn satu sistirn-dunia (lokadhatu) yang sarna dapat lahir dua orang Arahat, Sarnrnasarnbuddha secara bersarnaan. "

80


"Bhante, ketika ditanya demikian daD aku menjawab demikian, apakah dengan begitu aku telah menyatakan apa yang sesuai dengan yang telah diucapkan oleh Sang Bhagava, at au apakah aku tidak menuduh Sang Bhagava dengan apa yang tidak benar; daD apakah dengan begitu aku telah menerangkan Dhamma sesuaidengan Dhamma daD apakah ada alasan bagi penganut ajaran lain untuk mencela Dhamma itu?" ,
"Benar, Sariputta, ketika ditanya demikian daD engkau menjawab demikian, maka engkau telah menyatakan apa yang sesuai dengan yang telah diucapkan oleh Sang Bhagava, daD engkau tidak menuduh Sang Bhagava dengan apa yang tidak benar; daD dengan begitu engkau telah menerangkan Dhamma sesuai dengan Dhamma, daD tidak ada alasan bagi penganut ajaran lain untuk mencela Dh_mma itu."

20. Ketika Sang Bhagava telah seleJai bersabda demikian, bhikkhu Udayi berbita kepada Sang Bhagava demikian: "Sungguh luar biasa, Bhante! Sungguh mengagumkan, Bhante! Betapa sederhana, puas daD tulusnya Sang 'l'athagata; walaupun Sang Tathagata begitu perkasa dan begitu agungnya, tetapi Beliau tidak mengumumkan diri-Nya sendiri. Tetapi, apabila pertapa penganut ajaran lai!1 yang mana pun dapat memahami sekali pun hanya satu dari ajarannya sendiri, maka karena hal itu mereka segera akan melambai-Iambaikan bendera ke mana¬Dana. Sungguh luar biasa, Bhante! Sungguh mengagumkan, Bhante! Betapa sederhana, puas daD tulusnya Sang Tathagata; walaupun Sang Tathagata begitu perkasa daD begitu agungnya, tetapi Beliau tidak mengumumkan diri-Nya sendiri."
Maka ingatIah hal in!, Udayi, bahwasanya betapa sederha¬na, puas daD tulusnya Sang Tathagata; walaupun Sang Tathagata begitu perkasa daD begitu agungnya, 'tetapi Beliau tidak mengu¬mumkan diri-Nya sendiri. Tetapi, Udayi, apabila pertapa penga¬nut ajaran lain yang mana pun dapat memahami sekali pun

"81

-I . I


hanya satu dari ajarannya sendiri, maka karena hal itu mereka segera akan melambai-Iambaikan bendera ke mana-mana. Maka ingatlah hal ini, Udayi, bahwasanya betapa sederhana, puas daD tulusnya Sang Tathagata; walaupun Sang Tathagata begitu perkasa daD begitu agungnya, tetapi Beliau tidak mengumumkan diri-Nya sendiri."

21. Kemudian Sang Bhagava berkata kepada bhikkhu Sari¬putta begini: "Karenanya, Sariputta, engkau harus sering meng¬khotbahkan Dhamma ini kepada para bhikkhu daD bhikkhuni para upasaka daD upasika. Sariputta, orang bodoh yang memiliki keragu-raguan daD kebimbangan apa pun juga mengenai diri Sang Tathagata, hila mereka telah mendengar khotbah dhamma ini, maka mereka akan menghapus keragu-raguan daD kebim¬bangan apa pun juga yang mereka miliki mengenai diri Sang Tathagata.
Demikianlah, dengan cara ini bhikkhu Sariputta menyata¬kan keyakinannya dihadapan Sang Bhagava. Karena itu, sebutan lain bagi pengakuannya ini adalah "Sampasadaniya", "Keyakin¬an yang memberi rasa puas".

"r -'" "'" - ¬

_\82

-.--------¬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar